Chitra Subyakto Soroti Bahaya Mikroplastik dari Sampah Pakaian: “Dampaknya Nyata untuk Manusia dan Alam”

Chitra Subyakto Soroti Bahaya Mikroplastik dari Sampah Pakaian: “Dampaknya Nyata untuk Manusia dan Alam”

Teman Voks, pernah kebayang nggak kalau pakaian yang kita pakai sehari-hari ternyata bisa jadi sumber polusi yang berbahaya? Pendiri sekaligus Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, Chitra Subyakto, baru-baru ini mengingatkan soal dampak besar sampah pakaian terhadap munculnya mikroplastik — partikel kecil yang kini ditemukan hampir di seluruh penjuru bumi, bahkan di udara dan air hujan.

Dalam wawancaranya di Jakarta, Selasa (21/10), Chitra menegaskan bahwa sampah pakaian adalah salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia, terutama karena banyak di antaranya terbuat dari bahan polyester, yang mengandung mikroplastik.

“Sampah pakaian itu kan salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia dan salah satunya bahannya mengandung mikroplastik,” ujar Chitra.

Bahan polyester banyak digunakan dalam produk seperti pakaian olahraga atau piyama karena dikenal awet dan tidak mudah lecak. Tapi, di balik kepraktisannya, bahan ini ternyata bisa jadi sumber mikroplastik berbahaya yang mencemari lingkungan. Saat pakaian dibuang dan menumpuk di TPA, sungai, atau laut, serat mikroplastik dari bahan tersebut akan terlepas ke air dan udara, lalu mencemari ekosistem.

Dari Lemari Kita ke Laut — dan Balik Lagi ke Tubuh

Chitra mengingatkan bahwa mikroplastik kini sudah menjadi ancaman nyata bagi kesehatan manusia. Para ahli menemukan bahwa partikel ini berkaitan dengan penurunan imunitas tubuh, gangguan hormonal, hingga risiko kanker.

“Banyak sekali efek atau dampak dari pakaian polyester ini dan kita sebagai masyarakat harus peduli dan paham akan dampak dari benda-benda yang kita konsumsi dan pakai,” tambahnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih berhati-hati memilih pakaian. Caranya sederhana — mulai dengan mengenali bahan kain yang kita beli dan gunakan. Selain itu, Chitra menyarankan agar tidak terburu-buru membuang pakaian lama. Barang-barang tersebut bisa dirawat, diperbaiki, atau diolah kembali menjadi produk lain yang berguna seperti tas, sarung bantal, atau dekorasi rumah.

Fesyen Berkelanjutan, Bukan Sekadar Tren

Dunia fesyen kini mulai bergerak menuju arah keberlanjutan lingkungan (sustainable fashion). Chitra menyebut, proses pengolahan limbah tekstil memang panjang, tapi tetap harus dilakukan. Di perusahaannya, Sejauh Mata Memandang, mereka bekerja sama dengan Ecotouch di Bandung untuk mengolah limbah pakaian — mulai dari pemotongan kain, pencopotan kancing dan ritsleting, hingga mengubah sisa bahan menjadi benang siap pakai.

“Kita berusaha bagaimana prosesnya panjang. Bukan daur ulang, bukan proses yang terbaik, tapi harus dilakukan karena sampah pakaian itu terlalu banyak menumpuk di TPA, TPS, sungai, dan laut,” jelas Chitra.

Ia juga menegaskan bahwa isu ini bukan hanya soal mode, tapi soal masa depan bumi dan manusia. “Masalah mikroplastik bisa memengaruhi kehidupan 8 miliar manusia di dunia,” katanya. Karena itu, setiap orang punya peran untuk memperbaiki kebiasaan dan menjaga lingkungan mulai dari hal kecil seperti cara berpakaian.

BRIN Temukan Mikroplastik di Air Hujan Jakarta

Peringatan Chitra diperkuat oleh temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Peneliti BRIN, Muhammad Reza Cordova, mengungkap bahwa sejak 2022, pihaknya telah menemukan mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di Jakarta.

“Mikroplastik ini berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka. Yang beracun bukan air hujannya, tapi partikel mikroplastik di dalamnya,” jelas Reza.

Peneliti menemukan rata-rata 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari pada air hujan di kawasan pesisir Jakarta. Fenomena ini menunjukkan bahwa siklus plastik kini sudah mencapai atmosfer — partikel mikroplastik terbawa angin, lalu turun lagi bersama hujan.

Mulai dari Pilihan Sehari-hari

Masalah mikroplastik jelas bukan hal yang jauh dari kita, Teman Voks. Dari pakaian yang kita beli, cara kita mencuci, hingga kebiasaan membuang barang, semuanya bisa jadi bagian dari solusi — atau justru sumber masalah baru.

Pesan Chitra sederhana tapi kuat:

“Kita harus peduli dan paham akan dampak dari benda-benda yang kita konsumsi dan pakai.”

Karena bumi bukan runway yang bisa diganti setiap musim — dan gaya hidup berkelanjutan bukan tren, tapi tanggung jawab bersama.

#VOKS UPDATE

#STREAMING

VOKS Radio
Memuat lagu...
Volume: 100%
🔄 Buffering...

#GET NOW

#VOKS UPDATE

IMG_6687
Kim Ji Won Pertimbangkan Peran Detektif Wanita Pertama Korea di Drama Terbaru “Detective Park Mi Ok”
Kapasitas-Masjidil-Haram-160625-aww-4
Biaya Haji 2026 Resmi Turun, Jamaah Bayar Rp54,1 Juta — Pemerintah Pastikan Kualitas Tetap Terjaga
sampah-pakaian
Chitra Subyakto Soroti Bahaya Mikroplastik dari Sampah Pakaian: “Dampaknya Nyata untuk Manusia dan Alam”
WhatsApp-Image-2025-10-10-at-10.27.56_db5df343
OpenAI Rilis Data Pengguna ChatGPT yang Bahas Kesehatan Mental, Angkanya Capai Jutaan Tiap Pekan
20251027_203141
Bangga Berbahasa Indonesia, Bersatu dalam Semangat Sumpah Pemuda

#ADVERTISE