Sopir dan Pekerja Pariwisata Jabar Kepung Gedung Sate, Tuntut Studi Tour Tak Dilarang

Sopir dan Pekerja Pariwisata Jabar Kepung Gedung Sate, Tuntut Studi Tour Tak Dilarang

Teman Voks, halaman Gedung Sate, Kota Bandung, hari ini dipenuhi suara klakson bus telolet dan gelombang massa dari sektor pariwisata. Mereka datang dengan satu tuntutan yang jelas: cabut larangan studi tour antarprovinsi yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Barat nomor 45/PK.03.03.KESRA.

 

Baca Juga Tentang : VIRAL LAGI! Setelah Juara Macet, Bandung Dihebohkan Pungli Parkir Puluhan Ribu? Wali Kota Angkat Bicara!

 

Jalan Diponegoro Lumpuh oleh Iring-Iringan Bus

Aksi dimulai dengan konvoi puluhan bus pariwisata yang parkir di kiri dan kanan halaman Gedung Sate. Klakson dibunyikan bersahut-sahutan, memekakkan telinga, sekaligus menandakan kegelisahan para sopir, kernet, hingga pelaku usaha transportasi dan wisata yang terganggu pendapatannya sejak larangan diberlakukan.

Parkir massal itu membuat Jalan Diponegoro lumpuh total, terutama dari arah Pusdai dan Sultan Agung–Aria Jipang. Lalu lintas terpaksa dialihkan.

Tuntutan Utama: Cabut Larangan Studi Tour

Koordinator aksi solidaritas pekerja pariwisata Jabar, Herdi Sudardja, menyatakan SE yang diterbitkan sejak Mei 2025 telah memukul sektor wisata dan transportasi secara langsung. Ribuan orang kehilangan pendapatan karena sekolah-sekolah di Jabar dilarang menggelar studi tour ke luar provinsi.

“Tuntutan kita hanya satu: cabut larangan studi tour dari sekolah-sekolah di Jabar ke luar daerah,” tegas Herdi dari atas mobil komando.

Gagal Bertemu Gubernur, Massa Meradang

Menurut Herdi, berbagai upaya komunikasi telah dilakukan. Termasuk pengajuan surat audiensi oleh para pengusaha transportasi wisata kepada Gubernur Dedi Mulyadi. Namun, hingga aksi hari ini berlangsung, belum ada tanggapan resmi.

“Gubernur belum pernah sekalipun menemui kami, padahal kami juga rakyat Jawa Barat yang terdampak,” ujarnya.

Ia juga menuding Dedi Mulyadi tebang pilih dalam menerima audiensi masyarakat. Herdi menyebut Gubernur cenderung hanya membuka pintu untuk kelompok-kelompok tertentu, sementara pelaku wisata dan transportasi justru diabaikan.

Ancaman Aksi Lebih Besar

Jika hari ini Gubernur Dedi Mulyadi tak juga menemui para pengunjuk rasa, Herdi memperingatkan akan ada aksi lanjutan dengan jumlah massa yang lebih besar.

“Total yang bekerja di sektor ini sekitar 13 ribu orang. Formal dan informal. Dan semuanya terancam kehilangan penghasilan,” kata Herdi.

Voks Take: Studi Tour, Hiburan Sekaligus Penghidupan

Larangan studi tour memang sempat ramai diperbincangkan sejak dikeluarkan Mei lalu, terutama setelah beberapa insiden kecelakaan. Namun di sisi lain, kebijakan ini juga menimbulkan dampak ekonomi signifikan. Bukan hanya kepada pengusaha besar, tapi juga ke sopir, kernet, guide, dan warung-warung kecil di jalur wisata.

Kini, suara klakson itu bukan cuma suara mainan anak-anak. Tapi tanda keresahan dari ribuan perut yang harus tetap kenyang.

#VOKS UPDATE

#STREAMING

VOKS Radio
Memuat lagu...
Volume: 100%
🔄 Buffering...

#GET NOW

#VOKS UPDATE

Fantastic-Four-First-Steps
Fantastic Four Resmi Comeback! Marvel Siap Bangkit Lewat Film Reboot 2025
Waspada! Kanker Lambung Meningkat di Usia Muda, Gen Z Jadi Sasaran Baru
Waspada! Kanker Lambung Meningkat di Usia Muda, Gen Z Jadi Sasaran Baru
Demo Bus Source Pas Jabar
Sopir dan Pekerja Pariwisata Jabar Kepung Gedung Sate, Tuntut Studi Tour Tak Dilarang
Timnas U23 Source Bola Kompas
Timnas Indonesia U-23 VS Malaysa U-23, Langkah Terakhir Menuju Semi Final
instagram_DFlvqR8tlCn
Sanga-Sanga Bawa Aroma Herbal Bali ke Panggung Dunia, Tampil di WIPO Swiss 2025

#ADVERTISE