Pentingnya Manajemen Diri: Kunci Psikolog untuk Redakan Kecemasan di Era Digital

Pentingnya Manajemen Diri: Kunci Psikolog untuk Redakan Kecemasan di Era Digital

Di tengah derasnya arus informasi di era digital, psikolog klinis Giftania Grace, M.Psi., dari Personal Growth, menekankan bahwa kemampuan manajemen diri adalah salah satu kunci penting untuk menjaga kesehatan mental.

Menurutnya, paparan media sosial yang berlebihan bisa menjadi pemicu utama gangguan kecemasan, membuat individu kehilangan fokus, merasa kewalahan, hingga terganggu kualitas hidupnya. Fenomena ini makin sering dijumpai seiring meningkatnya intensitas penggunaan media sosial di kalangan masyarakat, terutama generasi muda.

Giftania menjelaskan bahwa media sosial memang memberi banyak manfaat, mulai dari memudahkan komunikasi hingga memperluas wawasan. Namun, penggunaan yang tidak terkontrol membuat individu terjebak dalam lingkaran paparan informasi negatif yang tanpa sadar berdampak pada kondisi psikologis.

“Manajemen diri sangat penting agar energi mental kita tidak terkuras untuk memikirkan hal-hal yang berada di luar kendali,” ujarnya dalam wawancara dengan Antara News.

Menurut Giftania, inti dari manajemen diri adalah kemampuan membedakan faktor-faktor yang bisa dikendalikan dengan yang tidak. Dengan begitu, seseorang dapat mengalokasikan energinya hanya pada hal-hal yang benar-benar bermanfaat. Misalnya, alih-alih larut dalam komentar negatif atau berita yang meresahkan, individu bisa memilih untuk membatasi waktu berselancar di media sosial atau menyaring informasi yang dikonsumsi.

Salah satu strategi praktis untuk melatih manajemen diri adalah mindfulness, yaitu praktik kesadaran penuh terhadap apa yang sedang dialami saat ini. Mindfulness dapat dilakukan melalui latihan pernapasan, meditasi singkat, atau sekadar memberi jeda bagi pikiran sebelum bereaksi terhadap sesuatu.

 

Bisa Baca Juga: Nutrisi Tepat untuk Anak yang Mengalami Cacingan

 

Teknik ini membantu seseorang untuk tidak mudah terjebak dalam kekhawatiran berlebihan. Dengan mindfulness, kecemasan bisa ditekan karena pikiran lebih fokus pada momen sekarang, bukan pada hal-hal yang belum tentu terjadi.

Giftania menambahkan, manajemen diri juga erat kaitannya dengan pola hidup sehat. Rutinitas seperti tidur cukup, olahraga teratur, dan menjaga pola makan akan memperkuat daya tahan mental terhadap tekanan eksternal.

Selain itu, membatasi waktu di depan layar, terutama saat mengakses media sosial, juga menjadi langkah efektif mengurangi risiko stres dan kecemasan. Terlalu sering terpapar berita negatif, katanya, terbukti meningkatkan rasa cemas.

Oleh karena itu, menetapkan batasan dalam konsumsi informasi merupakan strategi sederhana yang bisa segera diterapkan.

Selain aspek personal, dukungan sosial juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental. Giftania mendorong masyarakat untuk membangun jejaring positif, baik dengan berbicara kepada orang yang dipercaya maupun melibatkan diri dalam aktivitas yang menenangkan. Berbagi perasaan dengan orang lain dapat mengurangi beban emosional dan membantu menemukan perspektif baru dalam menghadapi masalah.

Meski demikian, Giftania mengingatkan bahwa jika kecemasan sudah sampai pada tahap mengganggu aktivitas sehari-hari, bantuan profesional sangat dibutuhkan.

Gejala seperti gangguan tidur, penurunan nafsu makan, sulit konsentrasi, atau rasa cemas berlebihan hingga menghambat pekerjaan dan interaksi sosial merupakan sinyal bahwa kondisi tersebut tidak bisa diabaikan.

“Jika tanda-tanda itu muncul, jangan ragu mencari bantuan psikolog atau psikiater,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa akses layanan kesehatan mental kini semakin terbuka. Melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan, masyarakat bisa memperoleh layanan terkait kesehatan mental tanpa harus terbebani biaya besar. Hal ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak orang untuk mencari pertolongan ketika mengalami masalah psikologis.

Fenomena meningkatnya kecemasan akibat media sosial bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga menjadi isu global. Para ahli menilai bahwa informasi yang berlebihan, terutama dalam bentuk berita negatif atau hoaks, menimbulkan tekanan emosional yang tidak sehat.

Di era digital ini, kemampuan mengelola diri bukan lagi sekadar keterampilan tambahan, melainkan kebutuhan mendasar untuk menjaga kualitas hidup. Giftania menekankan bahwa setiap individu memiliki kendali atas bagaimana mereka merespons paparan informasi.

“Kecemasan memang bisa datang dari luar, tapi bagaimana kita menanggapi hal itu adalah pilihan pribadi. Di sinilah peran manajemen diri menjadi sangat penting,” katanya.

Dengan kesadaran tersebut, masyarakat diharapkan lebih bijak menggunakan media sosial dan menempatkannya sebagai alat yang mendukung, bukan sebaliknya.

Pada akhirnya, manajemen diri bukan hanya soal mengendalikan paparan informasi, tetapi juga tentang menciptakan keseimbangan dalam hidup. Dengan mengatur waktu, menjaga kesehatan fisik, dan membangun dukungan sosial yang positif, individu dapat terhindar dari risiko kecemasan yang merusak produktivitas maupun kebahagiaan.

Di tengah tantangan era digital, pesan Giftania menjadi pengingat bahwa menjaga kesehatan mental adalah investasi jangka panjang yang tidak boleh diabaikan.

 

Source : Antara News

Penulis : Angela Augustine W.

#VOKS UPDATE

#STREAMING

VOKS Radio
Memuat lagu...
Volume: 100%
🔄 Buffering...

#GET NOW

#VOKS UPDATE

8BABDDA8-A146-480D-968C-BC5CADC5EB69
Harga Cabai dan Bawang Turun, Bapanas Catat Tren Penurunan Harga Pangan Nasional
WhatsApp-Image-2025-10-27-at-02.05.22_1
Kemitraan ASEAN–Jepang, Jangkar Perdamaian di Indo-Pasifik
klasemen-grup-g-afc-champions-league-two-matchday-tiga-persib-kuasai-puncak-6uOZsflrpD
Puncaki Grup G, Tapi Bojan Tak Mau Euforia Berlebihan
large_berguinho1_barly_52e9532fb6
Persib Vs Selangor FC, Berguinho Siap Bantu Persib Taklukkan Selangor di AFC Champions League
1000353706_1
Kemendikdasmen Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru Belum D4/S1 Mulai 2026

#ADVERTISE