Orang Indonesia Lebih Suka Podcast Video, YouTube Jadi Raja Platform

Orang Indonesia Lebih Suka Podcast Video, YouTube Jadi Raja Platform

Survei Populix Ungkap Tren Baru Dunia Siniar

Teman Voks, kamu sadar gak sih kalau sekarang banyak banget podcast yang tampilnya bukan cuma suara, tapi juga pakai video? Ternyata hal ini bukan sekadar gaya-gayaan para kreator, melainkan benar-benar sesuai dengan selera masyarakat Indonesia saat ini.

Sebuah survei terbaru dari Populix bertajuk How People Enjoy Podcasts in Daily Life membuka fakta menarik: mayoritas orang Indonesia lebih memilih podcast dalam bentuk video ketimbang audio saja. Dari 1.100 responden, sebanyak 54 persen lebih suka menonton podcast versi video, sementara yang setia mendengarkan audio saja cuma 7 persen. Sisanya, sekitar 39 persen, fleksibel mengakses keduanya.

Temuan ini memperlihatkan bahwa tren podcast di Indonesia sedang bergeser. Kalau dulu istilah podcast lebih melekat dengan format audio, sekarang video menjadi cara utama masyarakat menikmati obrolan panjang.

 

Baca Juga Tentang : Lewat GovTech AI, Pemerintah Targetkan Digitalisasi Layanan Lebih Cepat

 

Durasi Ideal Pendengar Podcast

Head of Policy and Social Research Populix, Vivi Zabkie, menjelaskan bahwa rata-rata orang Indonesia mendengarkan podcast sekitar dua sampai tiga kali dalam seminggu. Artinya, podcast sudah jadi bagian dari rutinitas mingguan banyak orang.

Hal yang cukup mengejutkan, menurut Vivi, adalah soal durasi. Mayoritas pendengar ternyata nyaman dengan konten berdurasi 30 sampai 60 menit. Ini menandakan bahwa rentang perhatian mereka cukup panjang, sehingga jadi peluang besar buat para kreator untuk mengeksplorasi topik mendalam tanpa takut ditinggalkan audiens.

“Mayoritas pendengar cenderung merasa 30 hingga 60 menit adalah durasi yang pas. Hal ini mengisyaratkan tingginya rentang perhatian para pendengar podcast, dan menjadi peluang eksplorasi konten bagi para kreator di Indonesia,” kata Vivi dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

YouTube Jadi Raja Platform Podcast

Kalau ngomongin soal platform, hasil survei ini jelas menunjukkan siapa pemain utama. YouTube masih jadi raja dengan 96 persen responden menonton podcast lewat platform ini. Tidak heran, mengingat YouTube memang ramah untuk format video panjang, mudah diakses, dan sudah jadi kebiasaan masyarakat Indonesia untuk mencari hiburan maupun informasi.

Setelah YouTube, ada TikTok, Instagram Reels, hingga Snack Video yang juga mulai dilirik untuk format podcast singkat dan potongan obrolan menarik. Platform berbasis video pendek ini memang lebih efektif untuk menjaring audiens baru, terutama generasi muda yang lebih suka konten cepat dan padat.

Malam Hari Jadi Waktu Favorit

Selain soal format dan platform, Populix juga menemukan bahwa waktu mendengarkan podcast cukup spesifik. Sebanyak 43 persen orang Indonesia lebih suka mendengarkan podcast di malam hari, khususnya antara pukul 20.00 hingga 22.00.

Alasannya sederhana: suasana malam lebih tenang dan personal. Banyak orang menjadikan podcast sebagai teman sebelum tidur, atau sebagai cara melepas penat setelah seharian beraktivitas. Jadi, jangan heran kalau banyak kreator podcast sengaja merilis episode baru pada sore atau malam hari agar bisa langsung disimak di jam-jam favorit audiens.

Indonesia Jadi Tuan Rumah Radiodays Asia 2025

Nah, yang bikin kabar ini makin seru adalah fakta bahwa laporan lengkap dari survei Populix akan dipaparkan dalam acara Radiodays Asia 2025 yang bakal digelar pada 1 sampai 3 September mendatang.

Buat kamu yang belum familiar, Radiodays Asia adalah konferensi besar yang menyatukan pelaku usaha dari dunia radio, audio, dan podcast. Event ini awalnya diinisiasi oleh para pelaku industri radio dan podcast di Asia maupun Australia, bekerja sama dengan Radiodays Europe. Tahun ini jadi spesial karena untuk pertama kalinya Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah.

CEO Radiodays, Peter Niegel, menyebut acara ini diharapkan bisa jadi ajang berbagi pengalaman antarpraktisi media, membahas tren global, teknologi terbaru, strategi pengembangan konten, hingga membuka peluang bisnis baru di dunia audio-visual.

“Harapannya, seluruh peserta dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait tren media internasional, teknologi terbaru, pengembangan konten, juga membuka berbagai peluang bisnis,” ujar Peter.

Apa Artinya Buat Kreator Konten?

Bagi kreator, data ini jadi semacam kompas untuk menentukan arah strategi ke depan. Format video jelas lebih digemari, tapi bukan berarti audio mati begitu saja. Justru kombinasi keduanya bisa jadi kunci untuk memperluas jangkauan audiens.

Durasi 30 hingga 60 menit yang dianggap ideal juga jadi sinyal kalau pendengar Indonesia siap untuk menerima obrolan mendalam, bukan hanya potongan singkat. Kreator bisa memanfaatkan ini untuk mengulik tema yang relevan, membangun cerita, hingga menghadirkan tamu-tamu spesial.

Selain itu, fakta bahwa malam hari jadi waktu favorit bisa dimanfaatkan untuk strategi rilis. Bayangkan jika sebuah podcast diunggah tepat pukul 19.00, kemungkinan besar audiens akan langsung mengaksesnya saat mereka bersantai malam itu.

Podcast, Gaya Hidup Baru

Dari hasil survei Populix, jelas terlihat bahwa podcast sudah masuk ke fase baru dalam gaya hidup masyarakat Indonesia. Ia bukan lagi sekadar hiburan alternatif, tapi sudah menjadi bagian dari rutinitas, sarana belajar, bahkan ruang menemani keseharian.

Dan dengan Indonesia menjadi tuan rumah Radiodays Asia 2025, bisa jadi ini adalah momen penting untuk menunjukkan potensi besar ekosistem podcast Tanah Air di mata dunia.

Teman Voks, siap-siap ya. Dunia podcast Indonesia sepertinya bakal semakin berwarna dan kompetitif. Pertanyaannya, kamu lebih tim nonton atau dengar?

 

Source : Antara News

#VOKS UPDATE

#STREAMING

VOKS Radio
Memuat lagu...
Volume: 100%
🔄 Buffering...

#GET NOW

#VOKS UPDATE

pexels-olly-3794188
Orang Indonesia Lebih Suka Podcast Video, YouTube Jadi Raja Platform
imunisasi-untuk-mencegah-klb-campak-di-sumenep-2608441
Campak Lebih Menular Dibanding COVID-19 Sehingga Anak Perlu Imunisasi
komite-transformasi-digital_1
Lewat GovTech AI, Pemerintah Targetkan Digitalisasi Layanan Lebih Cepat
IMG-20250827-WA0098
Pemkot Jaktim Gandeng Puskesmas dan PKK untuk Perkuat Pemantauan Gizi Anak
Pak Dedi Source Kompas
Jawa Barat Catat Kasus DBD Tertinggi, Gubernur Dedi Mulyadi Perkuat Upaya Pencegahan

#ADVERTISE