Max Verstappen Gagal Juara Dunia F1 2025, tapi Tetap Bangga: “Hidup Terus Berjalan”
Teman Voks, drama pertarungan gelar juara Formula 1 musim 2025 akhirnya mencapai garis finisnya. Dan hasilnya cukup mengejutkan. Max Verstappen—sang juara dunia tiga kali—harus mengakui keunggulan Lando Norris yang musim ini tampil lebih konsisten bersama McLaren.
Meski gagal menjadi juara dunia dan hanya kalah dua poin, Verstappen tetap tampil elegan. Ia menyebut bahwa dirinya dan tim Red Bull sudah memberikan yang terbaik hingga lap terakhir musim ini.
Kalah Dua Poin, tapi Menang Mental
Dikutip dari laman resmi Formula 1, Verstappen mengaku bangga meski gelar juara lepas dari genggamannya. Ia menegaskan bahwa Red Bull memang mengoptimalkan akhir pekan terakhir musim ini di Abu Dhabi.
“Dari sisi kami, setidaknya kami mengoptimalkan akhir pekan dengan sempurna. Kami meraih pole position, kami memenangkan balapan dengan cara yang menurut saya dominan, jadi tidak ada yang bisa dikatakan tentang itu,” ujar Verstappen.
Namun dominasi itu tak cukup. Kemenangan Verstappen di seri Abu Dhabi, meski brilian, tidak mampu mengejar keunggulan Norris yang berhasil finis di posisi ketiga—cukup untuk mempertahankan selisih dua poin di puncak klasemen.
Perjalanan Panjang dari Ketertinggalan 100 Poin
Verstappen mengingatkan bahwa perjalanan musim ini jauh dari kata mudah. Pada pertengahan musim, ia sempat tertinggal lebih dari 100 poin dari para rival. Karena itu, bisa kembali bersaing hingga detik akhir adalah sebuah pencapaian besar.
“Pada akhirnya, tentu saja Anda kehilangan gelar juara dengan selisih dua poin, itu terlihat menyakitkan. Tetapi jika Anda melihat posisi kami di Zandvoort saat tertinggal lebih dari 100 poin, saya pikir itu tidak terlalu buruk,” katanya.
Komentar ini memperlihatkan bagaimana Verstappen memaknai persaingan yang ia jalani. Buatnya, bangkit dari ketertinggalan ekstrem justru menunjukkan mental juara yang tetap hidup, bahkan tanpa trofi di tangan.
Norris dan McLaren: Konsistensi yang Menentukan
Kegagalan Verstappen menjadi juara dunia tak terlepas dari performa Norris yang sangat solid sepanjang musim. Dengan finis ketiga di Abu Dhabi, Norris mengunci gelar juara dunia F1 pertama dalam kariernya.
Total poin akhir musim:
-
Lando Norris: 423 poin
-
Max Verstappen: 421 poin
Selisih dua poin yang begitu tipis memperlihatkan betapa sengitnya pertarungan musim ini. Bagi Norris, kejuaraan ini menjadi momen besar bagi McLaren setelah bertahun-tahun membangun kembali kekuatan mereka di F1.
Tetap Bangga, Tetap Tenang
Walaupun titel juara lepas, Verstappen menegaskan bahwa ia tidak akan menyesali hasil tersebut. Baginya, musim ini telah memberikan banyak momen untuk dibanggakan, termasuk kebangkitan Red Bull di paruh kedua musim.
“Kami tidak memenangkan kejuaraan, oke, itu terjadi. Itu hidup, dan bukan sesuatu yang akan terlalu saya sesali. Hidup terus berjalan,” tegasnya.
Performa Red Bull yang membaik dan kemenangan di beberapa seri terakhir musim ini menjadi modal positif menjelang musim 2026.
Red Bull: Lebih dari Sekadar Tim
Di luar persaingan di trek, komentar Verstappen menunjukkan kedekatannya dengan tim. Ia menyebut orang-orang di Red Bull sebagai “keluarga kedua”.
“Saya sangat bangga dengan orang-orang yang bekerja bersama saya. Mereka adalah keluarga kedua saya. Kami akan menikmati momen ini, kami akan menikmati paruh kedua musim ini, bangga akan hal itu,” ujarnya.
Ucapan ini memperlihatkan bahwa bagi Verstappen, balapan bukan sekadar perebutan angka. Ada hubungan emosional yang kuat di balik setiap kemenangan ataupun kegagalan.
Musim 2026: Tanda Tanya Besar
F1 akan memasuki era baru pada 2026 dengan regulasi mesin dan aerodinamika yang berubah signifikan. Verstappen menyadari bahwa segala kemungkinan terbuka dan peta kekuatan bisa berubah drastis.
“Tahun depan akan menjadi tanda tanya besar bagi semua orang,” tutupnya.
Dengan perubahan besar tersebut, bukan tidak mungkin persaingan Verstappen dan Norris akan kembali memanas—bahkan mungkin semakin sengit.