Kementerian Pariwisata Indonesia Dorong Investasi dan Promosikan Layanan Premium ke Korea Selatan
Kementerian Pariwisata mengundang investor asal Korea Selatan untuk menanamkan modal di industri wisata kebugaran Indonesia. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menegaskan bahwa Indonesia kini membuka pintu bagi berbagai peluang investasi yang didukung oleh komitmen kebijakan pemerintah, infrastruktur nasional, serta sektor pariwisata yang terus tumbuh.
Dalam kunjungan kerjanya ke Seoul, Korea Selatan, Senin (8/9), Widiyanti menyoroti prospek industri kebugaran di Indonesia yang dinilai menjanjikan karena mengimplementasikan nilai-nilai keberlanjutan yang diwariskan secara turun-temurun. Menurutnya, wisata kebugaran tidak lagi terbatas pada segmen tertentu, tetapi telah berkembang menjadi pengalaman premium dengan nilai ekonomi tinggi.
Baca juga tentang: 70 Persen Anak di Indonesia Masih Terlambat Terdiagnosis Diabetes Tipe 1
Korea Selatan sendiri tidak hanya menjadi pasar utama pariwisata Indonesia, tetapi juga mitra yang memiliki pengalaman mendalam dalam mengelola pariwisata berkelanjutan. “Wisatawan kini rela membayar lebih untuk pengalaman autentik, menyembuhkan, dan transformatif. Indonesia berada pada posisi strategis untuk memenuhi permintaan tersebut,” ujarnya.
Mengacu pada data Global Wellness Institute, nilai ekonomi global industri kebugaran tahun 2023 mencapai 6,32 triliun dolar AS dan diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 7,44 persen hingga 2029, mendekati 10 triliun dolar AS. Indonesia bahkan menempati peringkat enam besar ekonomi kebugaran terbesar di Asia Pasifik dan peringkat ketiga dalam pertumbuhan tertinggi.
Keunggulan Indonesia semakin kuat karena banyak praktik kebugaran berbasis tradisi yang telah diakui UNESCO, seperti ritual penyembuhan khas Jawa dan spa autentik Bali. Bahkan, lebih dari 23 persen wisatawan ke Bali menjadikan kebugaran sebagai motivasi utama perjalanan mereka. Selain Bali, destinasi lain seperti Yogyakarta, Solo, dan Sumba kini mulai berkembang sebagai pusat wisata kebugaran baru.
Selain sektor kebugaran, pemerintah juga menawarkan peluang investasi di bidang eco-tourism, keanekaragaman hayati laut, wisata budaya, kesehatan, hingga pariwisata medis. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Bali diperkenalkan sebagai simbol komitmen Indonesia dalam membangun wisata medis dan kesehatan berkualitas. “Kami mengundang Anda untuk tumbuh bersama kami menuju pariwisata masa depan yang sejahtera,” kata Widiyanti.
Di waktu yang sama, Kementerian Pariwisata juga mempromosikan layanan pariwisata premium dalam ajang Wonderful Indonesia Business Matching di Seoul. Pada kesempatan itu, Widiyanti memaparkan berbagai destinasi dan layanan wisata unggulan kepada pelaku usaha pariwisata Korea Selatan.
Ia menyebutkan, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau menawarkan beragam pengalaman unik. Bali, Sumba, dan Labuan Bajo dipromosikan sebagai destinasi favorit pasangan bulan madu, sementara Raja Ampat, Wakatobi, Morotai, dan Manado-Likupang disebut sebagai tujuan wisata petualangan kelas dunia.
Selain itu, pemerintah memperkenalkan layanan wisata golf di Batam, Bintan, Bali, dan Jakarta, yang dinilai berpotensi menarik wisatawan berkualitas. Layanan wisata kebugaran seperti spa, pijat tradisional, hingga praktik penyembuhan holistik di Ubud dan Yogyakarta juga dipromosikan. Situs warisan budaya dunia, termasuk Candi Borobudur, turut ditawarkan sebagai destinasi edukatif dan spiritual.
Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan wisatawan di seluruh destinasi. “Indonesia terbuka, ramah, dan siap memberikan pengalaman perjalanan yang aman serta berkesan,” ucap Widiyanti.
Dalam ajang tersebut, Kementerian Pariwisata juga mengusung kampanye “Go Beyond Ordinary” dengan melibatkan 14 pemangku kepentingan sektor pariwisata, termasuk operator perjalanan, maskapai, pengelola objek wisata, hingga hotel. Kolaborasi ini bertujuan memamerkan produk wisata unggulan serta memperluas kerja sama dalam penyediaan paket wisata.
Wonderful Indonesia Business Matching di Seoul diproyeksikan mampu mendatangkan 5.250 wisatawan mancanegara dan peluang devisa hingga 7,26 juta dolar AS. Langkah ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata premium yang menawarkan pengalaman berkelas sekaligus berkelanjutan.
Source : Antara News
Penulis : Putri Elisa