Jembatan Ngarai Besar Huajiang: Retakan Bumi yang Kini Tersambung

Jembatan Ngarai Besar Huajiang: Retakan Bumi yang Kini Tersambung

Dari jurang curam jadi jalur dua menit, Guizhou buktikan “museum jembatan dunia” tak berhenti bikin rekor

Kalau kita bayangkan perjalanan di daerah pegunungan, biasanya yang terlintas adalah jalan berliku, tanjakan curam, dan waktu tempuh yang panjang. Nah, bayangkan ada sebuah ngarai yang begitu dalam sampai penduduk setempat menjulukinya “retakan Bumi”. Sulit dibayangkan kalau jurang itu bisa dilewati, apalagi dalam waktu singkat. Tapi di Provinsi Guizhou, China barat daya, keajaiban teknik itu sudah jadi kenyataan.

 

Baca Juga Tentang : Kementerian Pariwisata: Pacu Jalur Sebagai Ikon Keberhasilan Wisata yang Mendunia

 

Di Kota Huajiang, Sungai Beipan mengalir tenang di antara tebing-tebing kapur yang terbentuk sejak zaman Trias jutaan tahun lalu. Dulu, ngarai ini adalah batas perjalanan manusia — seperti dinding alam yang seolah tak bisa ditembus. Namun kini, tepat di atasnya berdiri Jembatan Ngarai Besar Huajiang, yang siap mencatatkan diri sebagai jembatan tertinggi di dunia.

Uji beban yang sukses, langkah terakhir sebelum diresmikan

Senin (25/8) lalu, jembatan ini melewati uji beban terakhir. Buat yang belum tahu, uji beban itu semacam “tes ketahanan” untuk memastikan jembatan kuat menghadapi lalu lintas nyata. Bayangkan 96 truk berat dengan bobot total 3.300 ton diparkir di atas jembatan, di titik-titik yang sudah ditentukan. Di waktu bersamaan, lebih dari 400 sensor dipasang untuk memantau pergeseran sekecil apa pun di bentang utama, menara, kabel, hingga tali penopangnya.

Hasilnya? Mulus. Uji statis dan dinamis selama lima hari ini menunjukkan struktur jembatan aman dan stabil. Artinya, pintu gerbang menuju peresmian resmi sudah terbuka lebar. Jika sesuai rencana, Jembatan Ngarai Besar Huajiang akan dibuka untuk lalu lintas umum pada akhir September.

“Jembatan ini merupakan prestasi teknik yang belum pernah dicapai sebelumnya,” ujar Wu Zhaoming, manajer proyek dari Guizhou Transportation Investment Group Co., Ltd. Wu menambahkan, tim menghadapi banyak tantangan, mulai dari mengontrol suhu saat pengecoran beton besar-besaran, mengamankan lereng ngarai yang curam, sampai bertahan menghadapi angin kencang di ketinggian. Semua itu akhirnya teratasi.

Angka-angka yang bikin ternganga

Kalau bicara rekor, jembatan ini memang bukan main-main. Panjang totalnya mencapai 2.890 meter, dengan bentang utama sepanjang 1.420 meter — menjadikannya jembatan dengan bentang utama terpanjang di dunia yang dibangun di wilayah pegunungan.

Yang bikin semakin spektakuler, jarak antara permukaan sungai dan dek jembatan mencapai 625 meter. Angka itu resmi menobatkannya sebagai jembatan tertinggi di dunia. Jadi bayangkan saja, setinggi apa jarak 625 meter itu? Kurang lebih setara dengan tumpukan dua menara Eiffel!

Pembangunannya dimulai Januari 2022, dan hanya butuh waktu sekitar dua setengah tahun sampai akhirnya siap digunakan. Kecepatan pembangunan yang berpacu dengan kondisi alam ekstrem ini menunjukkan keseriusan China dalam menghadirkan infrastruktur berkelas dunia.

Dari dua jam jadi dua menit

Tapi, yang paling penting tentu bukan hanya soal rekor. Bagi masyarakat setempat, manfaat nyata dari jembatan ini akan terasa langsung di kehidupan sehari-hari. Perjalanan melintasi ngarai, yang dulu harus memakan waktu dua jam, kini hanya butuh… dua menit!

Bayangkan dampaknya: akses kesehatan jadi lebih cepat, distribusi barang jadi lebih mudah, dan tentu saja kehidupan sosial antarwilayah jadi lebih terhubung. Dari sebuah jurang yang dulunya jadi penghalang, kini berubah jadi penghubung yang mempersingkat jarak dan waktu.

Guizhou, provinsi yang jadi “museum jembatan dunia”

Provinsi Guizhou memang unik. Satu-satunya provinsi di China yang tidak punya dataran rendah ini dikelilingi lanskap karst penuh bukit, lembah, dan ngarai. Wajar kalau masyarakatnya sejak lama mengandalkan terowongan dan jembatan untuk beraktivitas.

Kini, Guizhou punya lebih dari 30.000 jembatan — termasuk tiga jembatan tertinggi di dunia. Hampir separuh dari 100 jembatan tertinggi dunia juga berdiri di provinsi ini. Tak heran kalau Guizhou dijuluki “museum jembatan dunia”.

Secara total, panjang jembatan yang sudah dan sedang dibangun di provinsi ini mencapai 5.400 kilometer, hampir setara dengan jarak utara ke selatan seluruh daratan China. Angka ini bukan hanya sekadar catatan teknis, tapi gambaran bagaimana daerah yang dulu dianggap terisolasi kini berubah jadi pusat konektivitas.

Dari keterasingan jadi konektivitas

Lebih dari sekadar memecahkan rekor, Jembatan Ngarai Besar Huajiang adalah simbol. Simbol bagaimana manusia bisa menaklukkan tantangan alam dengan teknologi, sekaligus mengubah keterasingan menjadi konektivitas. Dari sebuah ngarai yang dulu dianggap retakan Bumi, kini lahirlah jalur baru yang mempersatukan dua sisi kehidupan.

Bagi penduduk Guizhou, jembatan ini bukan hanya monumen teknik, tapi juga jembatan harapan. Harapan bahwa perjalanan yang dulu melelahkan kini jadi cepat, bahwa daerah yang dulu sulit dijangkau kini terbuka lebar, dan bahwa jurang sedalam apa pun bisa dijembatani.

Kalau Teman Voks berkesempatan datang ke Guizhou suatu hari nanti, berdiri di atas Jembatan Ngarai Besar Huajiang mungkin akan terasa seperti berdiri di atas karya besar peradaban. Bukan hanya menghubungkan dua sisi ngarai, tapi juga dua masa: masa lalu yang penuh keterbatasan, dan masa depan yang penuh kemungkinan.

 

Source : Antara News

#VOKS UPDATE

#STREAMING

VOKS Radio
Memuat lagu...
Volume: 100%
🔄 Buffering...

#GET NOW

#VOKS UPDATE

aksi-25-agustus-2025-2607437
Mobil ASN Kementerian Dirusak Pendemo, Korban Lapor Polisi.
CjkinzN007007_20250826_CBMFN0A002
Jembatan Ngarai Besar Huajiang: Retakan Bumi yang Kini Tersambung
pexels-olly-3807733
Jaga Usus Bahagia, Jaga Hidup Lebih Sehat
FotoGrid_20250826_140634598
Waspada Campak, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Segera Periksakan Anak ke Fasilitas Kesehatan
budi-daya-rumput-laut-di-wakatobi-2605121
Poltek Karawang: Rumput Laut Bisa Jadi Penggerak Utama Ekonomi Biru

#ADVERTISE