Jawa Barat Catat Kasus DBD Tertinggi, Gubernur Dedi Mulyadi Perkuat Upaya Pencegahan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat hingga pertengahan tahun 2025, Jawa Barat mengalami 17.281 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Angka ini menempatkan Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah kasus DBD tertinggi di Indonesia. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Baca Juga Tentang : Waspada Campak, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Segera Periksakan Anak ke Fasilitas Kesehatan
Menanggapi situasi ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan arahan khusus kepada Dinas Kesehatan untuk memperkuat langkah pencegahan.
Dedi mengakui bahwa masyarakat masih menaruh harapan besar pada metode pengasapan (fogging) sebagai bentuk penanggulangan.
“Saya sudah instruksikan yang paling utama adalah aspek pencegahan. Kalau masyarakat kita belum di-fogging, mereka belum puas,” ujar Dedi saat ditemui di Gedung Sate, Bandung, Selasa (26/8/2025).
Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun berencana menambah alokasi anggaran untuk kegiatan fogging agar pelayanan lebih merata, baik di desa maupun kota.
“Walaupun sudah bersih-bersih, kalau tidak di-fogging ya sudah. Nanti anggaran fogging-nya kita perbanyak,” tambahnya.
Tingginya Kasus DBD dan Faktor Penyebab
Menurut Dedi, tingginya angka kasus DBD di Jawa Barat tidak lepas dari jumlah penduduk yang besar.
“Karena memang kan pertama jumlah penduduk, jadi kalau di Jawa Barat misalnya kasusnya 17.000, ya penduduknya 54 juta. Kan rasionya begitu,” jelasnya.
Selain itu, kebersihan lingkungan menjadi faktor kunci yang harus dibenahi. Sampah berserakan dan genangan air dianggap sebagai sarang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.
Dedi pun mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar.
“Sampah tidak boleh berantakan, air harus mengalir. Kemudian masyarakat harus mulai peka terhadap lingkungan dan cepat jika ada gejala panas, segera dibawa ke rumah sakit,” pungkasnya.
Source : Kompas.com