Film Timur Angkat Gandong Maluku, Debut Penyutradaraan Iko Uwais Sarat Nilai Persaudaraan
Halo Teman Voks, perfilman Indonesia kembali kedatangan karya yang bukan cuma menjual aksi, tapi juga nilai. Timur, produksi perdana Uwais Pictures, resmi menjadi debut penyutradaraan Iko Uwais. Menariknya, film ini menjadikan budaya Gandong Maluku sebagai fondasi utama cerita—sebuah nilai tentang persaudaraan, keluarga, dan pengorbanan lintas generasi.
Sejak awal, Timur memang tidak diposisikan semata sebagai film laga. Aksi menjadi medium, sementara ruh ceritanya berpijak pada kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat Indonesia, khususnya Maluku.
Gandong Maluku Jadi Nafas Cerita
Nilai Gandong dikenal luas di Maluku sebagai simbol hubungan persaudaraan antarnegeri dan antargenerasi. Ikatan ini tidak sebatas hubungan darah, tetapi komitmen moral untuk saling menjaga, melindungi, dan berkorban satu sama lain.
Executive Producer Timur, Nagita Slavina, menegaskan bahwa film ini sejak awal memang dirancang membawa pesan emosional yang kuat.
Ia menyebut Timur bukan hanya suguhan aksi, tetapi juga refleksi tentang keluarga dan persaudaraan yang relevan dengan kehidupan banyak orang. Menurut Nagita, kekuatan film ini justru terletak pada keberaniannya mengangkat nilai budaya lokal sebagai inti cerita, bukan sekadar latar.
Nilai Gandong dalam Timur dihadirkan sebagai pengingat bahwa persaudaraan sejati sering kali menuntut pengorbanan, bahkan dalam situasi paling sulit.
Sambutan Hangat dari Berbagai Kota
Antusiasme terhadap Timur terlihat sejak rangkaian special screening yang digelar di 17 kota besar di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Bandung, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, hingga kota-kota di Indonesia Timur seperti Kupang, Ambon, dan Jayapura, film ini mendapat sambutan yang hangat dari penonton.
Bagi Maluku, kehadiran Timur terasa istimewa karena budaya Gandong yang diangkat bukan sekadar simbol, melainkan menjadi bagian penting dari narasi. Hal ini membuat penonton merasa lebih dekat secara emosional dengan cerita yang disajikan.
Nagita menilai respons positif tersebut menjadi bukti bahwa cerita lokal, jika dikemas dengan jujur dan kuat, mampu diterima luas oleh masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang.
Emosi yang Terbayar bagi Para Pemain
Salah satu pemeran, Aufa Assegaf, mengungkapkan rasa haru melihat antusiasme penonton menjelang penayangan resmi film ini. Ia mengaku terkejut sekaligus bersyukur saat melihat kursi bioskop mulai penuh di berbagai kota.
Bagi Aufa, respons tersebut menjadi validasi bahwa cerita tentang persaudaraan dan pengorbanan masih memiliki tempat kuat di hati penonton. Ia menilai energi yang sama terasa baik di kota besar maupun daerah, menandakan pesan film Timur tersampaikan dengan baik.
Perasaan campur aduk antara senang, deg-degan, dan lega disebutnya sebagai momen paling emosional setelah proses syuting panjang yang penuh tantangan.
Arah Baru Film Laga Indonesia
Sebagai debut penyutradaraan Iko Uwais, Timur memberi sinyal arah baru bagi film laga Indonesia. Bukan hanya soal koreografi pertarungan atau intensitas adegan, tetapi juga tentang kedalaman makna di baliknya.
Film ini menunjukkan bahwa aksi bisa berjalan seiring dengan narasi budaya dan nilai kemanusiaan. Gandong Maluku bukan sekadar ornamen, melainkan ruh yang menggerakkan konflik, emosi, dan pilihan para karakter.
Pendekatan ini membuat Timur terasa lebih membumi dan relevan, sekaligus memperkaya khazanah film nasional yang berakar pada budaya daerah.
Siap Tayang Nasional
Didukung oleh BNI, Timur dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 18 Desember 2025. Tiket penayangan hari pertama sudah dapat dibeli melalui aplikasi MTIX, TIX ID, CGV, dan Cinepolis.
Dengan membawa nilai persaudaraan, keluarga, dan pengorbanan yang terinspirasi dari Gandong Maluku, Timur diharapkan menjadi tonggak baru dalam perfilman Indonesia—film laga yang bukan hanya memacu adrenalin, tetapi juga menyentuh hati.
Buat Teman Voks yang rindu film aksi dengan cerita kuat dan makna budaya, Timur bisa jadi pilihan wajib di akhir tahun ini.