Bahaya Scrolling hingga Larut Malam bagi Kesehatan
Di era digital saat ini, kebiasaan scrolling layar ponsel atau gadget hingga larut malam sudah menjadi hal yang umum. Banyak orang tidak menyadari bahwa begadang hingga pukul dua dini hari bukan hanya meninggalkan lingkaran hitam di bawah mata, tetapi juga membawa dampak serius bagi kesehatan secara keseluruhan.
Mengutip laporan Hindustan Times pada Selasa (16/9/2025), Ahli Bedah Bariatrik dan Metabolik asal Delhi, India, Dr. Dinesh Thakur, menekankan pentingnya menjaga kualitas tidur melalui sebuah unggahan di Instagram. Ia menjelaskan bahwa tidur cukup memiliki pengaruh besar terhadap kesejahteraan jangka panjang. Menurutnya, kebiasaan menunda waktu tidur demi scrolling layar perlu dihentikan karena perlahan merusak tubuh dengan cara yang tidak selalu terlihat langsung.
Bisa juga baca ini ya: Obesitas Anak Bisa Picu Penyakit Kronis, Begini Cara Pencegahannya
Sebuah studi yang dipublikasikan pada 15 Juni 2022 oleh National Heart, Lung, and Blood Institute juga mendukung pandangan tersebut. Penelitian ini menyebutkan bahwa tidur kurang dari tujuh hingga delapan jam per malam dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius. Kurang tidur terbukti melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh menjadi rentan terhadap infeksi. Tidak hanya itu, resiko munculnya penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, obesitas, stroke, hingga penyakit jantung juga meningkat.
Selain penyakit fisik, kurang tidur turut memengaruhi fungsi otak. Studi tersebut menyoroti bahwa tidur yang tidak cukup dapat mengganggu konsentrasi, menurunkan daya ingat, serta membuat seseorang sulit fokus dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Dr. Thakur bahkan menyebutkan bahwa efek buruk tidur larut malam bukan hanya sebatas kelelahan yang terasa keesokan harinya, melainkan kerusakan jangka panjang pada organ tubuh dan sistem metabolisme.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kebiasaan begadang terutama karena terlalu lama bermain ponsel atau menatap layar, dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Hal ini terjadi karena kurang tidur mengacaukan keseimbangan hormon lapar, sehingga memicu keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori seperti junk food. Akibatnya, lemak lebih mudah menumpuk, terutama di area perut.
Gangguan tidur juga mengakibatkan ketidakseimbangan hormon lain. Hormon stres seperti kortisol cenderung meningkat saat seseorang kurang istirahat, sementara metabolisme tubuh melambat. Kondisi ini bukan hanya berhubungan dengan kenaikan berat badan, tetapi juga meningkatkan risiko resistensi insulin yang akhirnya bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2. Di sisi lain, tekanan darah menjadi lebih sulit dikendalikan, sehingga beban pada jantung semakin besar.
Tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tidur larut malam juga dapat memperburuk kondisi mental. Orang yang sering begadang cenderung lebih mudah merasa cemas, cepat tersinggung, hingga mengalami gejala kelelahan kronis. Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengurangi kualitas hidup karena tubuh dan pikiran tidak mendapatkan kesempatan untuk benar-benar beristirahat.
Dr. Thakur menekankan bahwa tidak ada minuman atau cara instan yang bisa menggantikan fungsi tidur malam yang nyenyak. Bahkan konsumsi kopi sekalipun tidak mampu menghapus efek buruk kurang tidur. “Berhentilah menggulir layar hingga pukul dua pagi. Mulailah tidur tepat waktu, maka Anda akan merasakan perubahan besar pada kontrol berat badan, tingkat energi, serta kesehatan secara keseluruhan,” ujarnya.
Kebiasaan sederhana seperti memprioritaskan tidur yang cukup ternyata bisa menjadi investasi penting untuk masa depan kesehatan. Mengurangi waktu menatap layar pada malam hari, menjaga rutinitas tidur yang konsisten, dan memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beristirahat optimal adalah langkah kecil yang membawa manfaat besar bagi kesejahteraan jangka panjang.
Source : Antara News
Penulis: Mahsya Alzahra Vania
