Awas, Teman Voks: Risiko Serangan Jantung Meningkat Saat Liburan

Awas, Teman Voks: Risiko Serangan Jantung Meningkat Saat Liburan

Liburan biasanya identik dengan suasana hangat, kumpul keluarga, dan waktu untuk bersantai. Namun Teman Voks, di balik momen yang kelihatannya menyenangkan itu, ada satu risiko kesehatan yang ternyata sering meningkat di periode liburan: serangan jantung. Fenomena ini bahkan dikenal sebagai holiday heart syndrome, kondisi yang dipicu oleh pola makan tak teratur, konsumsi alkohol berlebihan, stres, hingga paparan cuaca dingin.

Informasi ini disampaikan salah satunya oleh laman Everyday Health yang mengutip penjelasan Robert Ostfeld, MD, direktur kardiologi preventif di Montefiore Einstein. Ia mengingatkan bahwa perubahan rutinitas selama liburan bisa berdampak besar pada kesehatan jantung jika tidak disadari sejak awal.

Alkohol dan Jantung: Tidak Selalu Sesuai Anggapan Lama

Menurut Ostfeld, salah satu pemicu yang paling sering muncul adalah konsumsi alkohol yang tidak terkontrol. Bagi seseorang yang tidak terbiasa minum alkohol, mengonsumsi minuman tersebut secara tiba-tiba atau dalam jumlah besar bisa memberikan efek negatif pada tubuh.

Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan peradangan dan dislipidemia, yakni gangguan kadar lemak dalam darah yang bisa memperburuk kondisi arteri koroner. Jika kebiasaan minum berlebihan ini berulang, efeknya semakin nyata: arteri bisa menjadi lebih kaku, tekanan darah meningkat, dan risiko serangan jantung ikut bertambah.

“Dulu kita berpikir bahwa satu atau dua gelas minuman sehari bisa menyehatkan jantung. Pemikiran itu mungkin salah. Data terbaru tampaknya mendukung bahwa asupan alkohol berapa pun kadarnya seiring waktu meningkatkan risiko jantung Anda,” ujar Ostfeld.

Dengan kata lain, Teman Voks, anggapan bahwa sedikit minum bisa menyehatkan jantung kini mulai dipertanyakan oleh data medis terbaru.

Pola Makan yang Berubah Drastis Saat Libur

Selain alkohol, menu makanan saat liburan juga menjadi faktor besar. Biasanya, meja makan penuh dengan daging olahan, makanan tinggi lemak, camilan asin, serta makanan cepat saji. Sementara buah dan sayur justru semakin sedikit disentuh.

Menurut Ostfeld, pola makan seperti ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung dalam waktu singkat. Bahkan keadaan darurat kesehatan jantung dapat terjadi hanya dalam waktu satu jam setelah makanan berat dan tinggi lemak dikonsumsi.

Oleh karena itu, penting bagi siapa pun, terutama yang punya riwayat penyakit jantung, untuk mengendalikan apa yang dikonsumsi. Menjaga porsi, menambah asupan serat, dan tidak makan berlebihan dalam satu waktu bisa menjadi langkah sederhana untuk mencegah risiko yang lebih besar.

Stres dan Kurang Tidur Ikut Berperan

Liburan tidak selalu berarti istirahat. Kadang justru sebaliknya: rumah ramai dikunjungi keluarga, banyak jadwal yang harus diselesaikan, aktivitas meningkat, dan waktu tidur berkurang. Semua faktor tersebut dapat memicu stres, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan jantung.

Ostfeld menekankan bahwa kebiasaan sehat yang konsisten, termasuk tidur cukup, manajemen stres, dan minum obat secara teratur, menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan jantung selama masa liburan.

Masalahnya, banyak orang justru melewatkan obat harian mereka karena kesibukan atau bepergian jauh. Padahal, obat-obatan tersebut bekerja menjaga kestabilan kondisi jantung sepanjang waktu. Lupa minum obat bisa memperbesar risiko serangan jantung, terutama bila diikuti pola liburan yang tidak sehat.

Cuaca Dingin Bukan Sekadar Tidak Nyaman

Elemen lain yang sering diabaikan adalah cuaca. Pada musim liburan akhir tahun, suhu cenderung lebih rendah. Cuaca dingin bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga aliran darah tidak seoptimal biasanya. Kondisi ini dapat memicu peningkatan tekanan darah dan beban kerja jantung.

Jika seseorang memaksakan diri berolahraga di udara dingin, risiko tersebut bisa semakin besar. Jantung dipaksa bekerja lebih keras, sementara pembuluh darah dalam keadaan menyempit. Kombinasi ini dapat meningkatkan kemungkinan serangan jantung pada orang yang rentan.

Gejala yang Mirip dengan Kondisi Serius

Walaupun sindrom jantung liburan biasanya membaik tanpa perawatan medis khusus, gejalanya sering mirip dengan masalah kardiovaskular yang serius. Palpitasi berkepanjangan, nyeri dada, sesak napas, pusing, hingga keringat dingin bisa muncul dan sulit dibedakan.

Relawan American Heart Association, Fatima Rodriguez, MD, dari Stanford Health Care, menegaskan pentingnya segera mencari pertolongan medis jika gejala tersebut muncul. Semakin cepat penanganan diberikan, semakin besar peluang bertahan hidup dan semakin kecil kerusakan jantung yang terjadi.

Gejala serangan jantung dapat mencakup rasa tidak nyaman di dada, nyeri yang menjalar ke lengan, perut, bahu, leher, atau rahang, sesak napas, serta mual. Pada wanita, gejala sering kali lebih samar, sehingga lebih mudah diabaikan.

Kesimpulan: Liburan Tetap Bisa Menyenangkan dan Aman

Teman Voks, liburan tetap bisa menjadi momen yang hangat dan menyenangkan tanpa mengorbankan kesehatan jantung. Mengontrol makanan, tidak minum alkohol berlebihan, tidur cukup, tetap minum obat, serta menjaga tubuh tetap hangat bisa menjadi kunci agar liburan berjalan aman.

Nikmati waktunya, tetapi tetap dengarkan tubuh. Jaga keseimbangan, karena jantung bekerja setiap hari tanpa libur.

#VOKS UPDATE

#STREAMING

VOKS Radio
Memuat lagu...
Volume: 100%
🔄 Buffering...

#GET NOW

#VOKS UPDATE

20170720bon
Klarifikasi Hoaks: Christian Panucci Disebut Jadi Pelatih Timnas Indonesia
1000023199
Drama Delapan Gol di Old Trafford, Manchester United Gagal Kunci Tiga Poin
The Bucket List
Sutradara Legendaris Rob Reiner dan Istri Ditemukan Tewas di Rumahnya
22f44225-ce6e-407f-ab65-cf832ca7afc6
Gugatan Cerai Atalia Praratya terhadap Ridwan Kamil Terdaftar di PA Bandung
387098_1280W
DAY6 Siap Hadirkan Nuansa Hangat Natal Lewat “Lovin’ the Christmas”

#ADVERTISE