Dari Kutus Kutus ke Sanga Sanga: Transformasi Hadapi Pemalsuan Produk
Halo Teman Voks, kamu pasti nggak asing dengan fenomena produk palsu yang makin marak beredar di pasaran. Dari tas, kosmetik, sampai produk kesehatan, pemalsuan nggak hanya merugikan dari sisi angka, tapi juga mengancam eksistensi merek. Data tahun 2020 mencatat, kerugian negara akibat produk palsu bahkan mencapai Rp 291 triliun!
Salah satu brand yang turut jadi korban adalah minyak herbal Kutus Kutus, yang akhirnya memilih bertransformasi menjadi Sanga Sanga.
Kerugian Akibat Produk Palsu
Founder PT Kutus Kutus Herbal, Bambang Pranoto atau yang akrab disapa Babe, mengakui pemalsuan produknya membawa kerugian besar. Ia menegaskan, pemalsuan tidak hanya merugikan pemilik bisnis, tetapi juga konsumen.
“Pemalsuan dan penjiplakan produk, apa pun itu, sebetulnya bukan hanya merugikan bagi pemilik bisnis, tapi juga sangat merugikan konsumen karena apa yang didapatkan konsumen tidak sesuai dengan biaya yang sudah dikeluarkan,” ujar Bambang, Jumat (19/9).
Karena kasus ini, PT Kutus Kutus Herbal akhirnya mengambil langkah strategis: mengganti nama merek.
Transformasi Jadi Sanga Sanga
Sejak Mei 2024, Kutus Kutus resmi bertransformasi menjadi Sanga Sanga. Keputusan ini diambil oleh CEO PT Kutus Kutus Herbal, Riva Effrianti, setelah merek “Kutus Kutus” yang asli justru sudah terdaftar atas nama pihak lain dan banyak dipalsukan di pasaran.
“Penting saya tegaskan, produk Kutus Kutus yang beredar saat ini bukanlah produksi PT Kutus Kutus Herbal dan bukan racikan saya. Mulai Mei 2024, racikan asli saya hanya hadir dengan nama baru, yaitu Sanga Sanga,” tegas Bambang.
Meski penuh tantangan, transformasi ini tetap berhasil menjaga loyalitas konsumen sekaligus memperkuat posisi PT Kutus Kutus Herbal di pasar minyak herbal.
Pelajaran untuk UMKM
Fenomena yang dialami Kutus Kutus bisa jadi pelajaran penting buat para pelaku usaha, termasuk UMKM. Riva Effrianti memberikan empat kunci agar bisnis tetap bertahan meski harus berhadapan dengan peniru di pasaran.
- Segera daftarkan merek dagang.
Legalitas adalah perlindungan utama agar merek tidak mudah diklaim pihak lain. - Jaga kualitas dan konsistensi produk.
Produk berkualitas akan tetap dicari konsumen, meski ada banyak tiruan. Konsumen bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. - Edukasi konsumen.
Jangan bosan memberikan informasi tentang keaslian produk, manfaat, hingga cara membedakan yang asli dari palsu. - Terus berinovasi.
Menurut Riva, peniru tidak akan bisa berinovasi. Mereka hanya berhenti di titik yang sama. Sementara inovasi membuat produk asli selalu selangkah lebih maju.
Inovasi Sanga Sanga
Transformasi bukan sekadar ganti nama. Kini, PT Kutus Kutus Herbal hadir dengan identitas baru sekaligus inovasi produk. Selain Sanga Sanga Ultimate yang menjadi andalan, mereka juga merambah ke lini skincare herbal hingga minyak balur versi travel size yang lebih praktis.
Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa Sanga Sanga tidak hanya bertahan, tapi juga berusaha tumbuh di tengah tantangan.
Teman Voks, kisah transformasi dari Kutus Kutus ke Sanga Sanga ini jadi contoh bagaimana sebuah merek bisa bangkit menghadapi badai. Pemalsuan memang masalah serius, tapi dengan legalitas, kualitas, edukasi, dan inovasi, sebuah bisnis bisa tetap eksis dan bahkan makin kuat.
Kalau kamu pelaku usaha, jangan sampai lengah. Karena menjaga merek bukan cuma soal nama, tapi juga soal kepercayaan konsumen.