Sampah Menumpuk di Pasar Caringin Disorot Dedi Mulyadi, Pemkot Bandung Angkat Bicara
Tumpukan sampah kembali terlihat di kawasan Pasar Induk Caringin, Kota Bandung. Kondisi tersebut menuai perhatian publik setelah mendapat sorotan langsung dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Padahal sebelumnya, area pasar tersebut sempat bersih dari timbunan sampah sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai konsistensi pengelolaan kebersihan di pasar terbesar di Bandung itu.
Berdasarkan pantauan pada Selasa (16/9/2025), terlihat jelas gunungan sampah berada di bagian belakang area pasar. Timbunan tersebut bukan hanya menimbulkan pemandangan yang tidak sedap dipandang, melainkan juga memicu aroma menyengat yang menyebar ke berbagai sudut pasar. Kondisi ini pada akhirnya mengganggu kenyamanan serta aktivitas baik bagi para pedagang yang sehari-hari menggantungkan hidupnya dari berjualan maupun pembeli yang mengunjungi pasar tersebut.
Bisa juga baca tentang: Indonesia Luncurkan Satelit Nusantara Lima, Perluas Jangkauan Internet Hingga Pelosok
Selain menimbulkan bau tak sedap, tumpukan sampah juga mengakibatkan munculnya genangan air lindi yang mengalir hingga membasahi sebagian jalan menuju kios-kios pedagang. Genangan itu membuat kondisi jalan becek dan licin, sehingga bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi juga berpotensi membahayakan para pengunjung serta pedagang yang melintas di area tersebut.
Edo (40), seorang petugas kebersihan yang ditemui di lokasi, menjelaskan bahwa penumpukan sampah kembali terjadi sejak beberapa minggu terakhir. Menurutnya, permasalahan utama bukanlah karena tidak ada upaya pengangkutan, melainkan karena keterbatasan jumlah ritasi truk pengangkut yang diperbolehkan membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.
“Iya, sekarang sampahnya menumpuk lagi sejak berapa minggu lalu karena gak terangkut semua ke Sarimukti,” ujar Edo saat diwawancarai.
Ia menambahkan, pengangkutan sampah dari Pasar Caringin hanya bisa dilakukan sebanyak tiga kali perjalanan per hari. Dengan jumlah produksi sampah yang sangat besar dihasilkan setiap kios pedagang, jumlah ritasi tersebut jelas tidak sebanding. Edo pun mengaku tidak mengetahui jumlah pasti volume sampah yang diproduksi setiap harinya, namun ia menegaskan bahwa jumlahnya memang sangat banyak.
“Jumlahnya belum pasti berapa, tapi banyak lah. Tapi pas pak Gubernur kesini pernah bersih, tapi sekarang gini lagi. Jadi menumpuk lagi,” katanya menegaskan.
Menanggapi kondisi ini, Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, memberikan penjelasan mengenai posisi pemerintah kota. Ia menegaskan bahwa permasalahan sampah di Pasar Caringin sejatinya bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemkot Bandung karena pasar tersebut dikelola oleh pihak swasta.
“Pasar Caringin itu swasta sebenarnya. Kami sudah menawarkan solusi, tetapi pihak pengelola tidak bersedia,” ucap Erwin ketika dimintai keterangan.
Lebih lanjut, Erwin menyampaikan bahwa dalam situasi seperti ini, peran serta pedagang dan masyarakat menjadi sangat penting. Pemerintah hanya bisa mengimbau agar semua pihak yang beraktivitas di kawasan pasar memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan. Ia menekankan bahwa persoalan sampah bukan sekadar urusan teknis, melainkan juga menyangkut moralitas dan rasa tanggung jawab bersama.
“Intinya kita bicara hati nurani. Kebersihan sebagian dari iman. Jangan cuma mencari keuntungan, tapi juga harus punya tanggung jawab karena dampaknya bukan hanya ke pemerintah, tapi ke warga Bandung sendiri,” ujar Erwin menutup pernyataannya.
Source : Tribun Jabar.id
Penulis : Dennisa Rizky Yudhistira
