Pemkot Jaktim Gandeng Puskesmas dan PKK untuk Perkuat Pemantauan Gizi Anak
Pemerintah Kota Jakarta Timur mendorong kerja sama lintas sektor dalam upaya pencegahan stunting. Kolaborasi tersebut melibatkan puskesmas, Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), hingga posyandu untuk memastikan tumbuh kembang anak terpantau sejak dini.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Jakarta Timur, Fauzi, menjelaskan bahwa pemantauan gizi anak menjadi salah satu fokus utama pihaknya. “Dalam rangka mencegah stunting, kami bersama puskesmas melakukan pemantauan gizi anak, khususnya di tingkat sekolah dasar,” ujar Fauzi di Jakarta Timur, Rabu.
Ia menegaskan, peran berbagai pihak sangat krusial agar program pencegahan stunting berjalan efektif. Puskesmas berperan dalam pemeriksaan kesehatan serta gizi, sementara PKK aktif mengedukasi keluarga mengenai pola makan sehat dan bergizi.
Selain pemantauan langsung, Pemkot Jaktim juga menggerakkan program Gemarikan (Gerakan Makan Ikan). Melalui kegiatan ini, siswa didorong untuk terbiasa mengonsumsi makanan bergizi seimbang, khususnya ikan, sejak usia sekolah. Fauzi menambahkan, ikan bisa diolah dalam berbagai bentuk yang lebih menarik agar anak-anak tidak bosan. “Biasanya masyarakat lebih menyukai makanan olahan. Karena itu, kami mendorong ibu-ibu PKK bekerja sama dengan posyandu untuk membuat inovasi, misalnya daging ikan yang dikemas lebih praktis,” jelasnya.
Posyandu dan PKK juga dinilai berperan penting dalam menghadirkan alternatif makanan sehat bagi balita. Menu seperti smoothies dari buah dan sayuran, atau kreasi lain berbahan alami, diharapkan bisa bersaing dengan makanan cepat saji yang lebih digemari anak-anak. “Inilah tantangannya. Kita perlu menciptakan makanan sehat yang tetap menarik, karena manfaat bahan alami jauh lebih baik dibandingkan makanan instan,” kata Fauzi.
Untuk mendukung gerakan tersebut, orang tua pun diminta rutin menyajikan variasi olahan ikan di rumah. Dengan begitu, anak-anak terbiasa mengonsumsi makanan tinggi protein yang baik bagi pertumbuhan mereka.
Sementara itu, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) Jakarta Timur menargetkan tingkat konsumsi ikan pada 2025 mencapai 48,91 kilogram per orang. Angka ini diproyeksikan meningkat dibandingkan target 2024 yang sebesar 47 kilogram per orang.
Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Timur, Taufik Yulianto, mengungkapkan bahwa konsumsi ikan di wilayahnya pada 2024 tercatat 48,19 kilogram per orang, melebihi target yang ditetapkan. “Harapan kami, target tahun ini bisa tercapai agar kebutuhan gizi anak di Jakarta Timur benar-benar terpenuhi,” katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun hingga Februari 2025, jumlah kasus stunting di Jakarta Timur tercatat sebanyak 812 kasus. Dari jumlah tersebut, 268 anak masuk kategori sangat pendek, sementara 544 anak masuk kategori pendek.
Adapun kecamatan dengan angka stunting tertinggi adalah Cakung dengan 147 kasus, disusul Kramat Jati sebanyak 102 kasus, dan Matraman dengan 100 kasus. Kecamatan lain yang juga mencatat kasus stunting antara lain Cipayung sebanyak 95 anak, Ciracas 82 anak, Duren Sawit dan Jatinegara masing-masing 69 anak, Pulogadung 57 anak, Pasar Rebo 53 anak, serta Makasar 38 anak.
Dengan berbagai upaya kolaboratif ini, Pemkot Jaktim berharap angka stunting di wilayahnya dapat terus ditekan, sehingga generasi muda tumbuh lebih sehat dan kuat.
Source : Antara News
Penulis : Dennisa Rizky Yudhistira