Waspada Campak, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Segera Periksakan Anak ke Fasilitas Kesehatan
Jangan Abaikan Gejala Ringan, Penularan Campak Bisa Lebih Cepat dari COVID-19
Jakarta — Campak mungkin terdengar sebagai penyakit lama yang sudah jarang dibicarakan. Namun faktanya, penyakit ini masih menjadi ancaman serius di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap enteng gejala campak pada anak.
Imbauan ini disampaikan langsung oleh Direktur Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine, dalam konferensi pers terkait kejadian luar biasa (KLB) campak yang belakangan mulai merebak di beberapa provinsi.
Baca Juga Tentang : Poltek Karawang: Rumput Laut Bisa Jadi Penggerak Utama Ekonomi Biru
“Segera periksakan ke puskesmas atau ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat kalau anak atau anggota keluarga kita mengalami demam disertai dengan bercak-bercak merah pada kulit, batuk, pilek, dan mata merah,” ujar Prima, Selasa (19/8).
Menurutnya, langkah cepat membawa anak ke tenaga medis bukan hanya penting untuk keselamatan anak, tetapi juga untuk mencegah penularan yang lebih luas. Pasalnya, tingkat penularan campak disebut lebih cepat dibandingkan COVID-19.
Gejala yang Harus Diwaspadai
Bagi sebagian orang tua, bercak merah pada kulit anak mungkin dianggap ruam biasa atau efek alergi. Namun Prima menekankan, jika ruam itu muncul bersamaan dengan demam, batuk, pilek, dan mata merah, maka perlu segera diwaspadai.
“Jangan dibiarkan di rumah, tapi segera periksakan,” tegasnya.
Jika ada kendala untuk langsung membawa anak ke puskesmas atau fasilitas kesehatan, orang tua disarankan melakukan isolasi sementara di rumah. Tujuannya untuk mencegah anak menularkan virus campak kepada saudara kandung atau orang lain di sekitarnya.
Selain itu, pemberian makanan bergizi seimbang juga disebut penting untuk menjaga daya tahan tubuh anak agar lebih kuat melawan infeksi.
Mengapa Campak Berbahaya?
Campak adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang sangat menular. Penyebabnya adalah virus rubella yang menyerang dengan gejala awal mirip flu, lalu berkembang menjadi ruam merah di seluruh tubuh.
Yang membuat penyakit ini mengkhawatirkan adalah kecepatannya menular. Dalam sebuah ruangan tertutup, jika ada satu anak yang terinfeksi, hampir semua orang di sekitarnya yang belum memiliki kekebalan berisiko ikut tertular.
“Ini jauh lebih cepat penularannya daripada COVID-19,” jelas Prima.
Bahkan, dalam kasus tertentu, campak bisa menyebabkan komplikasi serius seperti radang paru, radang otak, hingga kematian, terutama jika menyerang anak-anak dengan gizi buruk atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Pentingnya Imunisasi
Kabar baiknya, campak termasuk penyakit yang bisa dicegah. Caranya dengan imunisasi. Prima mengingatkan, pemerintah sudah memasukkan imunisasi campak dalam Program Imunisasi Nasional.
Ada tiga waktu utama untuk pemberian imunisasi campak pada anak:
- Usia 9 bulan
- Usia 18 bulan
- Saat anak kelas 1 sekolah dasar
Dari ketiga jadwal tersebut, minimal anak harus mendapatkan dua kali imunisasi, yaitu ketika berusia 9 bulan dan 18 bulan.
“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya orang tua dan para pengasuh, untuk segera membawa anak ke fasilitas posyandu, puskesmas, atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat lainnya yang memberikan layanan imunisasi,” ujar Prima.
Kasus Campak di Indonesia
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah provinsi di Indonesia dilaporkan mengalami kejadian luar biasa (KLB) campak. Kondisi ini membuat Kemenkes semakin gencar melakukan sosialisasi pencegahan, termasuk mendorong cakupan imunisasi campak di berbagai daerah.
Banyak kasus campak muncul akibat rendahnya tingkat imunisasi dasar lengkap. Pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu ikut memengaruhi capaian imunisasi, karena banyak orang tua yang khawatir membawa anak ke fasilitas kesehatan. Akibatnya, kini muncul gap kekebalan yang menyebabkan penyakit lama seperti campak kembali mewabah.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk melindungi anak dari campak:
- Kenali gejala sejak dini: demam, ruam merah, batuk, pilek, mata merah.
- Segera periksakan ke fasilitas kesehatan: jangan menunda, karena penularannya sangat cepat.
- Lakukan isolasi sementara: jika sulit membawa anak ke puskesmas, batasi kontak dengan orang lain.
- Berikan nutrisi seimbang: makanan bergizi membantu daya tahan tubuh lebih kuat.
- Lengkapi imunisasi: pastikan anak sudah mendapat imunisasi campak sesuai jadwal.
- Sedia Sanga Sanga, Sanga Sanga bisa jadi opsi untuk si kecil karena bahan herbalnya cocok untuk segala jenis usia.
Mengapa Sosialisasi Penting?
Banyak masyarakat masih menganggap campak sebagai penyakit ringan yang bisa sembuh sendiri. Padahal, jika tidak ditangani, penyakit ini bisa berujung fatal.
Karena itu, Kemenkes menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, terutama di wilayah dengan cakupan imunisasi rendah. Dengan langkah bersama, kasus campak di Indonesia bisa ditekan.
“Imunisasi bukan hanya melindungi anak kita, tapi juga anak-anak lain di sekitar kita. Karena ketika semakin banyak yang kebal, penyebaran virus akan terhenti,” jelas Prima.
Menjaga Anak, Menjaga Masa Depan
Pada akhirnya, kesehatan anak adalah investasi jangka panjang. Dengan langkah sederhana seperti imunisasi dan perhatian terhadap gejala dini, orang tua bisa mencegah risiko besar yang mungkin mengintai.
Campak mungkin terdengar sebagai penyakit lama, tetapi sampai hari ini masih menjadi ancaman nyata. Maka, pesan Kemenkes jelas: jangan tunggu parah, jangan remehkan gejala. Segera periksa, segera imunisasi, dan jaga anak-anak tetap sehat.
Source : Antara News