1.250 Personel Dikerahkan, Aksi di DPR Dikawal Humanis

1.250 Personel Dikerahkan, Aksi di DPR Dikawal Humanis

Suara Rakyat, Pengamanan Humanis

Teman Voks, aksi penyampaian aspirasi di sekitar Gedung DPR/MPR RI lagi-lagi jadi sorotan publik. Senin siang, kawasan Senayan terlihat lebih ramai dari biasanya. Bukan hanya karena massa yang berkumpul, tetapi juga karena hadirnya 1.250 personel gabungan dari Polri, TNI, hingga Pemda DKI Jakarta yang turun langsung untuk memastikan jalannya demo berlangsung aman dan tertib.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro, menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen penuh menjaga kelancaran jalannya aksi tanpa mengganggu aktivitas masyarakat lain. “Kami ingin memastikan kegiatan berlangsung aman, tertib dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat lainnya,” ujarnya.

Suasana demo memang kerap menimbulkan potensi gesekan. Namun kali ini, kepolisian memastikan strategi pengamanan dilakukan dengan cara humanis dan persuasif. Tidak ada senjata api yang dibawa oleh personel. Fokus utama mereka adalah memastikan aspirasi masyarakat bisa tersampaikan, tanpa harus mengorbankan kenyamanan publik.

 

Baca Juga Tentang : Menaker: Industri Makanan dan Minuman Masih Jadi Andalan Penyerapan Tenaga Kerja

 

Latihan Serius Sebelum Turun ke Lapangan

Bukan sekadar berjaga, seluruh perwira yang terlibat lebih dahulu menjalani apel gabungan dan mengikuti simulasi “Tactical Wall Game” (TWG). Latihan ini penting untuk menyamakan persepsi, mengenali peta kerawanan, serta memastikan setiap langkah pengamanan bisa dilakukan dengan cara-cara yang tidak represif.

Teman Voks, bayangkan seperti latihan sebelum konser besar dimulai. Semua kru harus tahu perannya masing-masing supaya jalannya acara lancar. Begitu juga dengan aparat pengamanan yang kali ini disiapkan dengan detail.

 

Imbauan untuk Massa Aksi

Kepolisian juga menyampaikan imbauan kepada seluruh peserta demo untuk menjaga ketertiban. Ada beberapa hal yang ditegaskan, mulai dari larangan membakar ban, merusak fasilitas umum, hingga menutup akses lalu lintas.

“Silakan menyampaikan pendapat, tetapi tetap dalam koridor hukum dan ketertiban. Kami hadir untuk memastikan semuanya berjalan dengan aman dan kondusif,” tegas Susatyo.

Dengan kata lain, ruang untuk bersuara tetap dibuka lebar. Hanya saja, jangan sampai aspirasi yang disampaikan berubah jadi keresahan baru bagi masyarakat lain.

 

Penutupan Jalan dan Rekayasa Lalu Lintas

Nah, buat kamu yang biasanya melintas di sekitar kawasan Senayan, siap-siap ya. Kepolisian sudah menegaskan bakal melakukan pengaturan lalu lintas secara situasional. Artinya, beberapa ruas jalan di sekitar Gedung DPR/MPR RI bisa ditutup sementara tergantung kondisi di lapangan.

Masyarakat pun diimbau untuk menghindari area Gedung DPR/MPR RI selama aksi berlangsung dan disarankan memilih jalur alternatif. Jadi, kalau kamu punya agenda penting melewati daerah itu, lebih baik atur ulang rute perjalanan biar nggak terjebak macet.

 

Fokus ke Keselamatan Bersama

Dalam penyampaian aspirasi, gesekan kecil bisa dengan cepat melebar jadi isu besar. Karena itu, aparat menekankan bahwa keselamatan dan kenyamanan bersama adalah prioritas. Mereka hadir bukan untuk membatasi, tapi untuk mengawal.

“Kami memohon pengertian masyarakat. Keselamatan dan kenyamanan bersama menjadi prioritas kami,” ujar Susatyo.

Ini jadi pesan penting buat semua pihak yang terlibat: peserta demo, aparat, maupun masyarakat sekitar.

 

Hati-Hati dengan Informasi Menyesatkan

Satu hal lain yang juga diingatkan adalah soal arus informasi di media sosial. Di era serba cepat ini, kabar bohong bisa menyebar lebih cepat daripada fakta. Kepolisian meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu negatif yang tidak jelas sumbernya.

“Jangan terprovokasi oleh berita negatif. Bijaklah dalam menerima informasi dan tetap jaga persatuan,” kata Susatyo lagi.

Teman Voks, kita semua tahu betapa kuatnya efek media sosial. Satu potongan video tanpa konteks bisa memicu kepanikan massal. Karena itu, penting banget untuk tetap kritis dan hanya percaya pada sumber terpercaya.

 

Aksi Jalanan, Cermin Demokrasi

Kalau dipikir-pikir, aksi di jalan adalah bagian dari denyut demokrasi. Suara masyarakat yang tersampaikan lewat orasi dan spanduk adalah simbol dari hak berekspresi yang dilindungi undang-undang. Tapi tentu, hak itu harus dibarengi dengan tanggung jawab agar tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain.

Pengawalan humanis yang dilakukan aparat kali ini bisa jadi contoh bagaimana aspirasi bisa berjalan berdampingan dengan ketertiban umum. Dengan pendekatan yang tepat, demonstrasi bisa berlangsung damai tanpa perlu ada gesekan.

 

Menjaga Jakarta Tetap Bergerak

Akhirnya, yang perlu diingat adalah kota ini harus tetap bergerak. Ribuan orang masih bekerja, sekolah tetap berlangsung, layanan publik tak boleh terhenti. Di tengah dinamika penyampaian aspirasi, menjaga keseimbangan agar Jakarta tetap hidup adalah tugas bersama.

Teman Voks, mari kita sama-sama belajar: menyuarakan pendapat memang penting, tapi menjaga ketertiban juga nggak kalah penting. Aparat sudah menyiapkan pendekatan humanis, masyarakat diharapkan bijak, dan peserta demo diminta tetap tertib. Kalau semua berjalan seimbang, suara rakyat bisa tetap terdengar tanpa mengganggu denyut kehidupan kota.

Jadi kalau kamu punya rencana lewat Senayan dalam beberapa hari ke depan, jangan lupa siapin jalur alternatif ya. Lebih baik aman dan lancar, daripada terjebak macet di tengah aksi.

#VOKS UPDATE

#STREAMING

VOKS Radio
Memuat lagu...
Volume: 100%
🔄 Buffering...

#GET NOW

#VOKS UPDATE

budi-daya-rumput-laut-di-wakatobi-2605121
Poltek Karawang: Rumput Laut Bisa Jadi Penggerak Utama Ekonomi Biru
IMG_20250825_083515
BPJS Kesehatan Klarifikasi Isu Kenaikan Iuran, Dirut Sarankan Konfirmasi ke Menkeu
IMG_20250825_102026
1.250 Personel Dikerahkan, Aksi di DPR Dikawal Humanis
1000109704
Guru Besar Kedokteran Dirikan MGBKI untuk Menjawab Dinamika Kesehatan di Indonesia
75f15c14-b803-43f2-b418-70948879e523
Menaker: Industri Makanan dan Minuman Masih Jadi Andalan Penyerapan Tenaga Kerja

#ADVERTISE