Kanker Usia Muda Meningkat: Bukan Hanya Usus Besar

Kanker Usia Muda Meningkat: Bukan Hanya Usus Besar

Studi Terbaru Beberkan Fakta Tentang Kanker Saluran Cerna di Bawah 50 Tahun

Selama ini kanker usus besar alias kolorektal sering disebut-sebut sebagai penyakit yang banyak menyerang orang di usia muda. Tapi sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam British Journal of Surgery justru memberi gambaran yang lebih luas dan cukup mengejutkan.

Para peneliti yang meninjau literatur ilmiah menemukan bahwa bukan hanya kanker usus besar yang meningkat pada kelompok usia di bawah 50 tahun, melainkan juga berbagai jenis kanker saluran cerna lain. Termasuk di antaranya kanker pankreas, lambung, esofagus, saluran empedu, usus buntu, hingga tumor neuroendokrin. Fakta ini tentu menambah daftar kewaspadaan bagi generasi muda yang selama ini mungkin merasa kanker masih jauh dari mereka.

 

Baca Juga Tentang : Vitamin D Saat Kehamilan Bisa Bikin Anak Lebih Cerdas? Ini Hasil Studi Terbaru

 

Angka yang Terus Meningkat

Kanker kolorektal memang masih menjadi jenis kanker saluran cerna yang paling banyak ditemukan pada usia muda. Sekitar 54 persen kasus kanker gastrointestinal dini berasal dari kategori ini. Di Amerika Serikat, angkanya meningkat dari 5,9 per 100.000 orang pada tahun 2000 menjadi 8,4 per 100.000 orang pada 2017.

Namun jika dilihat lebih jauh, tren peningkatan tidak hanya berhenti di situ. Kanker usus buntu yang selama ini dianggap jarang, justru menunjukkan lonjakan paling tajam. Diagnosisnya naik sekitar 15 persen hanya dalam kurun waktu 2010 hingga 2019.

Kanker pankreas, yang dikenal sangat mematikan, juga naik di hampir semua kelompok usia dewasa muda. Peningkatan paling mencolok terjadi pada kelompok usia 25 sampai 29 tahun, dengan kenaikan lebih dari empat persen. Kanker lambung bahkan tercatat sebagai kanker saluran cerna dini kedua yang paling sering didiagnosis. Begitu juga dengan kanker esofagus, tumor neuroendokrin, dan kanker saluran empedu yang kini semakin umum ditemukan pada usia di bawah 50 tahun.

Siapa yang Paling Rentan?

Menariknya, peningkatan kasus ini tidak terjadi merata pada semua kelompok. Studi menunjukkan perempuan, individu kulit hitam, Hispanik, dan masyarakat pribumi terdampak secara tidak proporsional. Faktor kesenjangan ras juga turut memengaruhi tingkat kelangsungan hidup pasien.

Misalnya, pasien kulit hitam dengan kanker kolorektal atau esofagogastrik dini diketahui memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah. Mereka juga lebih jarang menerima perawatan berbasis panduan yang seharusnya diberikan. Kondisi ini membuat pakar medis menekankan pentingnya penelitian lebih dalam untuk memahami faktor pendorong disparitas yang terjadi, khususnya di kalangan individu muda.

Gaya Hidup Jadi Faktor Pendorong

Meski faktor genetika tetap berperan sekitar 15 hingga 30 persen, para peneliti menilai gaya hidup modern menjadi salah satu penyebab utama peningkatan kasus kanker saluran cerna pada usia muda.

Lonjakan angka obesitas dalam lima dekade terakhir ikut menjadi sorotan. Pada kelompok perempuan muda misalnya, angka obesitas hampir dua kali lipat antara 1990 dan 2021. Pola makan ala Barat yang tinggi daging merah, makanan olahan, serta minuman tinggi gula juga diyakini sebagai pemicu. Makanan seperti ini bisa menimbulkan peradangan dalam tubuh, mengganggu fungsi sel dalam memperbaiki mutasi DNA, hingga akhirnya memicu kanker.

Kebiasaan lain seperti konsumsi alkohol berlebihan, terlalu sering mengonsumsi minuman manis, dan gaya hidup kurang gerak memperbesar risiko. Bahkan penelitian tentang mikrobioma usus juga menemukan adanya spesies bakteri tertentu yang berhubungan dengan perkembangan kanker kolorektal.

Deteksi yang Sering Terlambat

Masalah lain yang muncul adalah rendahnya kewaspadaan, baik dari pasien maupun tenaga medis, ketika gejala kanker terjadi pada orang muda. Banyak gejala kanker saluran cerna seperti sakit perut, kembung, gangguan pencernaan, atau refluks asam dianggap hanya sebagai masalah pencernaan ringan. Akibatnya, tidak sedikit pasien yang baru terdiagnosis ketika kanker sudah masuk stadium lanjut.

Padahal, deteksi dini adalah kunci untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Karena itulah, para ahli mengingatkan agar orang muda lebih waspada pada perubahan kebiasaan buang air besar, gangguan pencernaan yang terus berulang, atau gejala perut yang tidak kunjung reda. Konsultasi ke dokter sedini mungkin bisa membantu menemukan masalah lebih cepat sebelum terlambat.

Voks Take: Catatan untuk Generasi Muda

Pesan penting dari studi ini jelas: kanker tidak lagi identik dengan usia tua. Generasi muda di bawah 50 tahun perlu mulai memberi perhatian lebih pada kesehatan saluran cerna mereka. Menjaga pola makan lebih seimbang, memperbanyak aktivitas fisik, serta mengurangi konsumsi alkohol dan makanan olahan bisa menjadi langkah awal.

Selain itu, membiasakan diri untuk mendengarkan sinyal tubuh juga tidak kalah penting. Kesehatan pencernaan sering kali dianggap remeh, padahal justru di situlah banyak penyakit serius bermula.

Dengan angka yang terus naik dan data yang semakin jelas, sudah waktunya kita memandang kanker saluran cerna sebagai isu kesehatan serius bagi generasi muda. Karena semakin cepat dikenali, semakin besar pula peluang untuk melawan dan mengatasinya.

 

Source : AntaraNews

#VOKS UPDATE

#STREAMING

VOKS Radio
Memuat lagu...
Volume: 100%
🔄 Buffering...

#GET NOW

#VOKS UPDATE

Screenshot 2025-08-20 165023
Merah Putih: One For All, Film Animasi Lokal yang Jadi Sorotan dengan Rating Terendah
023A8243
Jabar 80 Tahun: DPRD Dorong Pendidikan, Kesehatan, dan Budaya Jadi Motor Kemajuan
Usus
Kanker Usia Muda Meningkat: Bukan Hanya Usus Besar
GyvfC_VWgAEpq5a
Mohamed Salah Raih PFA Player of the Year untuk Ketiga Kalinya
Source Tribun Jabar
Kirab Budaya Warnai HUT ke-80 Jabar, Catat Penutupan Jalannya, Teman Voks!

#ADVERTISE