Gladi Bersih HUT ke-80 RI di Istana: Simulasi Penuh, Formasi Angka 80 Jadi Sorotan
Jakarta mulai memanas, bukan hanya karena cuaca, tapi juga semangat menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Kamis pagi (14/8), halaman Istana Merdeka sudah dipenuhi barisan pasukan, suara instruksi tegas, dan derap langkah teratur. Semua itu bagian dari gladi bersih upacara HUT Kemerdekaan, tahap akhir persiapan sebelum acara puncak pada 17 Agustus mendatang.
Dimulai tepat pukul 08.00 WIB, gladi bersih ini menghadirkan pemandangan yang sudah lama jadi bagian tradisi kenegaraan: pasukan gabungan TNI-Polri memasuki lapangan dengan langkah pasti, diikuti para anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Meski “hanya” simulasi, wajah-wajah serius para peserta menunjukkan kalau mereka menganggap momen ini sama pentingnya seperti hari-H nanti.
Baca Juga Tentang : Merah Putih One For All Menuai Sorotan, Anggaran Miliaran tapi Kualitas Visual Dipertanyakan
Salah satu momen yang paling menyita perhatian adalah formasi baris-berbaris Paskibraka yang membentuk angka “80”. Formasi ini bukan sekadar variasi gerakan, tapi simbol dari usia kemerdekaan Indonesia yang ke-80 tahun. Dari tribun penonton, angka ini terlihat jelas—tegak, rapi, dan menjadi simbol persatuan di usia yang semakin matang.
Proses Latihan yang Tertib dan Penuh Konsentrasi
Rangkaian gladi bersih berlangsung lancar dan tertib. Dimulai dari pengibaran bendera Merah Putih, pembacaan naskah proklamasi, hingga sesi hiburan yang direncanakan menutup upacara. Seluruh petugas upacara, baik yang bertugas di lapangan maupun di barisan kehormatan, menunjukkan kesiapan penuh.
Menurut pantauan, para anggota Paskibraka menjalankan instruksi pelatih dengan disiplin tinggi. Setiap langkah kaki, setiap anggukan kepala, dan setiap hentakan sepatu ke aspal terasa sinkron. Bagi mereka, ini adalah momen pembuktian bahwa latihan berbulan-bulan terakhir membuahkan hasil.
Kehadiran Pejabat dan Pihak Istana
Sejumlah pejabat tinggi negara turut hadir untuk memastikan persiapan berjalan sesuai rencana. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi tampak memantau dari sisi lapangan, sesekali memberi catatan kepada tim protokol. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana juga terlihat berada di lokasi.
Kehadiran mereka bukan sekadar seremonial, tapi bagian dari tanggung jawab memastikan upacara nanti berjalan sempurna. Gladi bersih ini adalah “final check” untuk mengantisipasi segala kemungkinan di hari puncak.
Dari Gladi Kotor ke Gladi Bersih
Sehari sebelumnya, Rabu (13/8), Istana sudah menggelar gladi kotor. Prosesnya sama, hanya saja pada gladi kotor biasanya masih ditemukan kekurangan-kekurangan kecil yang perlu diperbaiki. Bedanya, pada gladi bersih hari ini semua sudah tampil dengan seragam lengkap, urutan acara final, dan intensitas yang mendekati suasana sebenarnya.
Bagi para petugas, transisi dari gladi kotor ke gladi bersih ini terasa seperti “ujian kelulusan”. Semua detail harus sesuai: kecepatan langkah, formasi barisan, bahkan jarak antara peserta.
Persiapan Menuju 17 Agustus
Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI tahun ini diprediksi akan terasa spesial. Selain karena angka “80” yang punya makna historis besar, rangkaian acaranya juga akan diwarnai berbagai penampilan budaya dan musik yang dirancang untuk merayakan keberagaman Indonesia.
Agar semua berjalan mulus, gladi bersih ini menjadi kunci. Dengan adanya simulasi penuh, tim protokol, pasukan pengibar bendera, dan seluruh pendukung acara bisa merasakan alur sebenarnya. Segala potensi hambatan—entah itu masalah teknis atau koordinasi—bisa diantisipasi sejak awal.
Bagi masyarakat, upacara 17 Agustus di Istana selalu menjadi tontonan yang dinanti. Tradisi pengibaran bendera diiringi lagu kebangsaan, derap langkah pasukan, hingga penampilan para tamu undangan menjadi simbol kebanggaan nasional. Tak heran, setiap tahun acara ini selalu disiarkan langsung di televisi dan media digital.
Makna Gladi Bersih Lebih dari Sekadar Latihan
Meski secara teknis gladi bersih adalah latihan terakhir, bagi banyak orang di lapangan ini adalah momen kebanggaan. Terutama bagi Paskibraka, yang menjalani seleksi ketat dari seluruh Indonesia untuk mendapat kesempatan mengibarkan Sang Saka di hadapan Presiden, Wakil Presiden, dan seluruh rakyat Indonesia.
Formasi angka 80 tahun ini menjadi pembeda. Ini bukan hanya simbol usia kemerdekaan, tapi juga pengingat bahwa perjalanan bangsa ini sudah panjang. Ada masa-masa sulit, ada pula pencapaian besar yang patut dirayakan.
Dengan semua persiapan ini, publik bisa berharap upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI nanti akan berlangsung khidmat, meriah, dan meninggalkan kesan mendalam.
Source : AntaraNews