Sanga-Sanga Bawa Aroma Herbal Bali ke Panggung Dunia, Tampil di WIPO Swiss 2025

Sanga-Sanga Bawa Aroma Herbal Bali ke Panggung Dunia, Tampil di WIPO Swiss 2025

Teman Voks, siapa sangka minyak balur yang lahir dari kearifan lokal Bali kini berhasil mencuri perhatian di pentas internasional? Adalah Sanga-Sanga, tampil mewakili Indonesia dalam Sidang Umum ke-66 World Intellectual Property Organization (WIPO) di Jenewa, Swiss.

Produk ini dipamerkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM RI sebagai simbol kekuatan inovasi lokal yang berbasis budaya. Kehadirannya bukan cuma menunjukkan keunikan, tapi juga jadi bukti bahwa produk tradisional bisa naik kelas, asal dilindungi kekayaan intelektualnya.

Kamu bisa baca juga : Kutus Kutus Aksara Bali Menjadi Sanga Sanga Classic

Perpaduan Riset Ilmiah dan Warisan Leluhur

Sanga-Sanga bukan sekadar minyak gosok biasa. Diracik langsung oleh Babe Bambang Pranoto dengan pendekatan holistik khas pengobatan Bali, produk ini menggabungkan riset ilmiah dan warisan leluhur yang terjaga. Khasiatnya pun luas, mulai dari meredakan nyeri otot, mengatasi gangguan pencernaan, alergi, sampai mengurangi kelelahan.

“Produk seperti Sanga-Sanga adalah contoh bahwa budaya dan inovasi bisa jalan bareng,” ujar Dirjen KI Razilu. “Kita ingin produk lokal naik kelas dan bersaing secara global, asal ada pelindungan kekayaan intelektual yang memadai.”

Respons Positif dari Warga Internasional

Kehadiran Sanga-Sanga di stan Indonesia menuai banyak respons positif dari pengunjung mancanegara. Salah satunya Sunita, pengunjung asal India, yang langsung mencoba produknya di lokasi.

“Saya sudah pernah mendengar tentang produk ini. Banyak orang bilang manfaatnya terasa sekali. Sekarang saya jadi ingin merekomendasikan ke lebih banyak orang,” katanya dengan senyum puas.

Kekayaan Intelektual sebagai Tameng Produk Lokal

DJKI terus mendorong pelaku UMKM untuk aktif mendaftarkan merek, paten, hingga rahasia dagang. Menurut DJKI, kekayaan intelektual bukan sekadar legalitas, tapi bentuk penghargaan atas proses panjang dan nilai budaya yang dibawa setiap produk.

“Pelindungan KI adalah investasi jangka panjang. Kita tidak hanya melindungi produk, tapi juga cerita, kerja keras, dan budaya yang menyertainya,” ujar Razilu.

Langkah Nyata, Harapan Global

Partisipasi Indonesia di forum seperti WIPO menunjukkan komitmen untuk membawa produk lokal ke tingkat dunia. Dan Sanga-Sanga adalah wajah dari harapan itu—bahwa inovasi lokal, jika dijaga dan dikembangkan dengan serius, bisa jadi pemain global.

Teman Voks, siapa bilang yang tradisional itu kuno? Kadang, justru yang paling berakar kuat adalah yang paling siap menembus batas.

#VOKS UPDATE

#STREAMING

VOKS Radio
Memuat lagu...
Volume: 100%
🔄 Buffering...

#GET NOW

#VOKS UPDATE

Gedung-SMAN-1
Pemprov Jawa Barat Menang Banding Dalam Sengketa Lahan SMAN 1 Bandung
WhatsApp-Image-2025-06-21-at-07.29.30_0b368323-1
KPop Demon Hunters Geser Squid Game, Jadi Konten Paling Banyak Ditonton di Netflix
ekspor-baby-kailan-ke-malaysia-meningkat-2609913
Ahli Sarankan Beberapa Sayuran yang Tidak Sebabkan Kembung
dXBsb2Fkcy8yMDI1LzkvMDIvMzVjNDMyNGYtMDg5ZS00OGVmLTk2OTUtNDczYmNjNzQ0ZDY2LmpwZWc
Wamenkomdigi Sebut Verifikasi Pembeda Jurnalisme Dengan Konten AI
PWG_1_1
Pee Wee Gaskins Rilis Mini Album Terbaru, Lanjutan dari Proyek “Salute to 90’s”

#ADVERTISE