Jumbo Geser KKN di Desa Penari, Resmi Jadi Film Terlaris Sepanjang Masa di Indonesia – Jagat perfilman Indonesia kembali mencatat sejarah baru. Kali ini bukan dari genre horor atau kisah mistis pedesaan, melainkan dari film bertema animasi fantasi keluarga berjudul Jumbo. Film debut penyutradaraan Ryan Adriandhy ini resmi menyandang gelar film Indonesia terlaris sepanjang masa, menggeser KKN di Desa Penari dari puncak daftar.
Kabar ini diumumkan langsung oleh pihak rumah produksi Visinema Studios melalui akun Instagram resmi mereka pada Jumat (31/5/2025). “Jumbo telah menjadi film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa,” tulis mereka dalam unggahan yang disambut hangat oleh warganet.
Setelah 63 hari tayang di bioskop, Jumbo berhasil menembus angka fantastis: lebih dari 10.061.033 penonton, melampaui rekor KKN di Desa Penari yang sebelumnya tak tergoyahkan sejak tahun 2022.
Dari Komedi Stand-Up ke Layar Lebar, Ryan Adriandhy Buktikan Daya Magisnya
Yang membuat kisah Jumbo makin menarik adalah latar belakang sang sutradara. Ryan Adriandhy sebelumnya dikenal sebagai stand-up comedian dan penulis skenario. Dunia penyutradaraan adalah sesuatu yang baru baginya, dan Jumbo merupakan film debutnya di kursi sutradara.
Tapi siapa sangka, dari tangan kreatifnya lahirlah film yang bukan hanya diterima pasar, tapi juga menciptakan standar baru bagi box office Indonesia.
Dengan cerita yang segar, penuh imajinasi, dan menyentuh nilai-nilai keluarga, Jumbo menjadi bukti bahwa film keluarga bisa berjaya di tengah dominasi genre horor dan drama percintaan.
Baca Juga Tentang : BLACKPINK Kembali ke Jakarta November 2025! Siapkan Diri untuk Tour “DEADLINE”
Kisah Jumbo: Fantasi, Keluarga, dan Sentuhan Emosional
Film Jumbo menceritakan petualangan seorang anak kecil dan sahabat imajinernya, seekor gajah raksasa bernama Jumbo, yang tiba-tiba muncul di tengah kota. Ceritanya mengombinasikan unsur realisme magis dengan dinamika keluarga, menjadikannya tontonan yang tak hanya menghibur tapi juga menyentuh hati.
Lewat pendekatan yang ringan namun penuh makna, film ini sukses menyentuh penonton dari berbagai usia—anak-anak, remaja, hingga orang tua.
Banyak penonton mengaku menangis di akhir film, tapi keluar dari bioskop dengan senyum dan perasaan hangat. Reaksi positif inilah yang terus membangun word of mouth kuat, mendorong penonton baru untuk terus datang meski sudah dua bulan lebih tayang.
Di Tengah Gempuran Film Baru, Jumbo Masih Perkasa
Yang membuat keberhasilan Jumbo makin mencengangkan adalah konsistensinya bertahan di bioskop, bahkan ketika sejumlah film baru lokal dan internasional mulai mendominasi layar.
Empat film Lebaran lain yang sempat rilis bersamaan—Pabrik Gula, Komang, Qodrat 2, dan Norma: Antara Mertua dan Menantu—satu per satu mulai turun dari layar bioskop. Sementara Jumbo tetap bertahan dengan okupansi yang masih tinggi.
Faktor-faktor seperti libur panjang akhir pekan, libur sekolah, dan daya tarik film ramah keluarga menjadi alasan mengapa Jumbo terus menarik penonton baru. Bahkan, banyak yang menonton ulang—baik karena ingin menangis lagi, atau mengajak orang terdekat yang belum nonton.
Respon Penonton dan Industri: “Akhirnya Bukan Horor Lagi!”
Keberhasilan Jumbo memuncaki daftar film terlaris disambut antusias oleh banyak pihak. Sejumlah kritikus film, penulis, dan pengamat industri menyebut ini sebagai angin segar bagi perfilman Indonesia.
“Ini bukti bahwa penonton Indonesia sangat terbuka dengan genre baru. Bukan cuma horor atau kisah mistis. Jumbo hadir dengan cerita imajinatif, tapi tetap membumi,” ujar salah satu pengamat film di akun X.
Para penonton juga ramai menuliskan testimoni emosional mereka di media sosial. Banyak yang menyebut film ini sebagai “pengingat masa kecil” dan “film Indonesia paling wholesome tahun ini.”
What’s Next? Rekor Masih Bisa Bertambah
Meski sudah melampaui angka 10 juta penonton, jumlah pasti penonton Jumbo hingga hari ini belum dirilis secara resmi karena masih dalam proses rekap oleh bioskop dan distribusi film. Tapi dengan okupansi yang masih tinggi dan bioskop yang terus menayangkannya, rekor Jumbo berpotensi terus menanjak.
Bukan tidak mungkin, film ini akan mencatat angka 11 juta atau bahkan lebih jika terus bertahan dalam dua-tiga pekan ke depan.
Visinema sendiri belum memberikan sinyal akan menarik film ini dalam waktu dekat, dan bioskop-bioskop besar di kota-kota utama pun masih menyediakan jam tayang utama untuk Jumbo.
Voks Take: Era Baru Film Indonesia?
Keberhasilan Jumbo menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia bisa jadi sinyal bahwa selera penonton lokal mulai beragam. Masyarakat kini terbuka dengan genre yang lebih segar, cerita yang lebih berwarna, dan pendekatan visual yang sinematik.
Bagi Ryan Adriandhy dan Visinema, ini bukan hanya soal angka penonton, tapi soal kepercayaan penonton terhadap film Indonesia yang berkualitas.
Selamat untuk Jumbo. Film ini bukan hanya besar karena Don, tapi karena hatinya yang tulus dan hangat.