PSG Hancurkan Inter 5-0 di Final UCL 2025: Trofi Pertama, Rekor Terpecahkan! – Sejarah akhirnya berpihak pada Paris Saint-Germain. Setelah bertahun-tahun mengejar mimpi Eropa, PSG akhirnya mengangkat trofi Liga Champions perdana mereka—dan melakukannya dengan cara yang brutal: menghancurkan Inter Milan 5-0 di final!
Bertempat di Allianz Arena, Munich, Minggu malam (27/5/2025), PSG tampil tanpa ampun sejak menit awal. Tim asuhan Luis Enrique tampil ngotot, cepat, rapi, dan seolah tahu betul apa yang mereka incar: gelar pertama sekaligus kemenangan terbesar dalam sejarah final Liga Champions.
Dan ya, mereka dapat dua-duanya.
Rekor Baru di Final UCL: PSG Tak Cuma Juara, Tapi Juga Penghancur!
Selisih lima gol di final? Ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah European Cup/Liga Champions.
Rekor kemenangan terbesar sebelumnya “hanya” selisih empat gol, dan itu pun terakhir kali terjadi 30 tahun lalu. Cek daftarnya:
- Real Madrid 7-3 Eintracht Frankfurt (1960)
- Bayern Munich 4-0 Atletico Madrid (1974, replay)
- AC Milan 4-0 Steaua Bucharest (1989)
- AC Milan 4-0 Barcelona (1994)
Dan kini PSG masuk dalam daftar elite itu—bahkan di puncaknya, sebagai tim pertama yang menang dengan margin lima gol.
Start Kilat: Dua Gol Cepat dan Inter Kewalahan
PSG langsung menekan dari menit pertama. Dalam 20 menit awal, dua gol langsung tercipta lewat kaki Achraf Hakimi dan Desire Doue. Inter Milan tampak panik, kehilangan arah, dan tak mampu membendung kecepatan lawan.
Bahkan para penggemar netral pun mulai menyadari: ini bukan sekadar kemenangan, ini penghancuran total.
Masuk babak kedua, Luis Enrique enggak turunin tempo. PSG tetap agresif, efektif, dan efisien. Doue kembali mencetak gol—brace di final Liga Champions di usia muda? Gila!
Tak cukup sampai di situ, Khvicha Kvaratskhelia, rekrutan anyar yang diboyong dari Napoli Januari lalu, menambah gol keempat dengan penyelesaian khasnya: cepat, cerdas, klinis.
Dan penutupnya? Pemain 18 tahun, Senny Mayulu, mencetak gol kelima hanya dua menit setelah masuk sebagai pemain pengganti. Sebuah momen yang mungkin akan ia kenang seumur hidup.
Enrique’s Era: No More Superstar FC, Ini Tim Kolektif
Kalau dulu PSG dikenal sebagai “klub sultan” dengan deretan nama besar seperti Neymar, Messi, dan Mbappe, maka PSG 2025 tampil dengan identitas baru: tim muda yang cepat, haus, dan terstruktur.
Luis Enrique sukses menciptakan chemistry dan keseimbangan. Tanpa superstar berharga triliunan, PSG justru tampil lebih tajam dan menakutkan.
Pemain seperti Doue (21), Mayulu (18), dan Kvaratskhelia (24) jadi bintang utama. Ditambah dengan peran penting Ousmane Dembele dan Hakimi, PSG terlihat kompak dan eksplosif, bukan hanya bertumpu pada satu-dua pemain seperti era sebelumnya.
Komentator TNT Sports, Ally McCoist, bahkan menyebut, “Inter Milan habis. Jangan salahkan mereka, PSG benar-benar membantai dan membuat Inter menyerah. Mereka menghancurkan Inter sepenuhnya.”
Ending Manis dari Perjalanan Panjang
PSG telah mencoba segala cara selama lebih dari satu dekade. Dari belanja jor-joran, rekrut bintang top dunia, gonta-ganti pelatih, hingga akhirnya—keberhasilan datang dengan membangun dari bawah.
Gelar ini bukan hanya tentang piala, tapi juga soal narasi pembuktian: bahwa uang memang penting, tapi visi jangka panjang dan pembangunan tim adalah kunci.
Dan untuk fans PSG? Ini bukan mimpi lagi.
Voks Take: Era Baru Sepak Bola?
Bola panas sudah mereka lempar. Siapakah yang bisa menandingi PSG musim depan? Atau justru era baru di Eropa sedang dimulai?
Stay tuned terus di VoksRadio.com buat kabar bola dan hiburan lainnya Teman Voks!
