Band pop-folk Daun Jatuh kembali menyapa penggemar musik Indonesia dengan merilis interpretasi terbaru dari lagu legendaris ‘Dewi’. Lagu yang pertama kali dikenal melalui band Alexa pada tahun 2008 ini dihadirkan kembali dengan sentuhan yang lebih tenang, personal, dan penuh emosi khas Daun Jatuh.
El dan Timothy, dua personil Daun Jatuh, mengungkapkan bahwa versi mereka membawa nuansa melankolis dan intim, sekaligus mempertahankan ciri khas duo pop-folk ini yang selalu memberikan kejutan dalam aransemen musiknya. “Buat kami, ‘Dewi’ bukan sekadar lagu lama yang dibawakan ulang. Lagu ini menjadi ruang untuk menyampaikan hal-hal yang dulu tak sempat terucap, tentang cinta yang tertinggal dan kenangan yang tak bisa diulang,” ujar El, vokalis Daun Jatuh. Ia juga menambahkan bahwa lagu ini memiliki kedekatan pribadi karena mengingatkan pada sosok Oma yang sangat berpengaruh dalam hidupnya.
| BACA JUGA : WE WILL STAY BEHIND YOU: ANTHEM ABADI UNTUK PERSIB MAUNG BANDUNG DARI KUBURAN
Proses produksi lagu ini memakan waktu sekitar tiga minggu, dimulai dari pengaransemenan ulang hingga sesi rekaman yang penuh dengan momen emosional. El menceritakan bahwa rekaman sempat beberapa kali dihentikan karena suasana hati yang terbawa, namun di sisi lain, proses ini juga diwarnai dengan momen ringan seperti saling mengomentari aransemen awal yang dianggap terlalu ceria sebelum akhirnya diputuskan untuk dibawa ke arah yang lebih dalam dan sesuai karakter Daun Jatuh.
Tantangan terbesar dalam membawakan ulang lagu legendaris ini bukan hanya soal musikalitas, tetapi juga bagaimana menjaga kejujuran emosional dan ruh lagu agar tetap hidup dan relevan untuk generasi masa kini. Timothy, gitaris Daun Jatuh, menegaskan, “Kami ingin menghidupkan kembali ‘Dewi’ dengan luka, cinta, dan kenangan yang mungkin berbeda, tapi sama dalamnya.”
Lagu “Dewi” yang diciptakan oleh Nur Satriatama atau Satrio Alexa ini diproduseri ulang oleh Mikha Angelo, Yosua Gian, Geddi Jaddi Membummi, dan Nathania Alexandra. Versi Daun Jatuh ini hadir sebagai bentuk sederhana dari banyak hal yang tidak selalu bisa dijelaskan dengan kata-kata—tentang kehilangan, kedekatan, dan rasa yang tak selalu bisa ditunjukkan secara langsung.
“Kami berharap lagu ini bisa menjadi ruang aman bagi siapa pun yang pernah merasa kehilangan, rindu, atau menyimpan kata-kata yang tak sempat terucap. ‘Dewi’ adalah pengingat bahwa tidak semua hal bisa disampaikan dengan kata-kata, tapi musik bisa menjembatani perasaan itu,” tutup El.