7 Tempat Kuliner Legendaris di Bandung yang Wajib Kamu Coba
Halo Teman Voks! Kalau ngomongin Bandung, rasanya nggak akan pernah ada habisnya. Kota yang dijuluki Paris van Java ini bukan cuma terkenal karena udaranya yang sejuk dan pemandangan yang menawan, tapi juga karena satu hal yang nggak kalah menggoda — kuliner legendarisnya.
Dari mie yang sudah turun-temurun, jajanan tradisional yang tetap eksis, sampai kopi tua yang masih setia diseduh sejak zaman kolonial — semuanya bisa kamu temukan di sini. Yuk, simak 7 tempat kuliner legendaris Bandung yang wajib kamu cicipi minimal sekali seumur hidup!
- Mie Akup
Buat Teman Voks pencinta mie, nama Mie Akup pasti sudah nggak asing lagi. Berdiri sejak 1987, mie yamin ini dikenal punya rasa yang konsisten dari dulu sampai sekarang.
Yang bikin beda? Semua bahan — dari mie, bakso, sampai siomay — diproduksi sendiri, jadi kualitas dan cita rasanya selalu terjaga.
Kamu bisa pilih rasa manis, asin, atau balado, lengkap dengan topping seperti bakso, ceker, dan pangsit. Es campur nangka atau teh tariknya juga pas banget buat jadi teman makan.
Outlet-nya banyak, mulai dari Margahayu Metro sampai Kosambi. Soal harga? Nggak perlu khawatir, mulai dari Rp13.000-an aja kamu udah bisa makan kenyang.
- Surabi Cihapit
Kalau mau jajanan khas Sunda yang otentik, Surabi Cihapit jawabannya. Sudah eksis sejak 1993, surabi ini punya tekstur lembut dan cita rasa khas dari adonan tradisionalnya.
Pilihan rasanya banyak banget — dari klasik seperti oncom dan keju, sampai modern seperti rica-rica dan teriyaki.
Lokasinya ada di Jl. Sabang No. 65, Bandung Wetan, dan harga satuannya mulai dari Rp6.000-an aja. Cocok banget buat ngemil sore sambil nongkrong santai di tengah suasana Bandung yang adem.
- Mie Kocok Persib
Kalau satu ini, bisa dibilang ikon kuliner Bandung sejati. Berdiri sejak 1963, Mie Kocok Persib jadi langganan banyak orang — termasuk para pemain Persib sendiri!
Mienya tebal, disajikan dengan kikil, tulang, dan tauge, lalu disiram kuah kaldu sapi yang gurih banget.
Tempatnya ada di Jl. Ahmad Hani No. 262, dan seporsi mie kocok bisa kamu nikmati mulai dari Rp30.000-an. Rasanya? Bikin nagih, apalagi kalau dimakan sambil nonton Persib tanding!
- Warung Nasi Ibu Imas
Siapa yang nggak kenal Warung Nasi Ibu Imas? Berdiri sejak 1980, warung ini jadi tujuan wajib buat yang pengen makan masakan Sunda rumahan.
Menu andalannya ada ayam goreng, udang goreng, dan jukut goreng, tapi yang paling dicari tentu sambal dadaknya yang pedasnya nampol!
Ada empat cabang di Jalan Balonggede, dan harganya mulai dari Rp22.000-an. Dijamin puas — baik buat perut, maupun buat rasa rindu akan masakan rumah.
- Susu Murni Ijan
Udara Bandung yang sejuk paling pas ditemani segelas Susu Murni Ijan.
Sudah eksis sejak tahun 1950-an, susu ini disajikan dengan rasa yang beragam — dari cokelat, greentea, sampai taro.
Tempatnya di Jl. Ijan No. 4, Pungkur, Regol, dan segelas susu segar bisa kamu nikmati mulai Rp5.000-an. Kalau mau lebih nikmat, pesan juga kue basah seperti onde-onde atau pisang molennya.
- Sate DJ
Dari tahun 1940-an, Sate DJ sudah jadi legenda di Bandung. Bedanya dengan sate lain, Sate DJ nggak pakai bumbu kacang, tapi direndam dulu dalam bumbu pedas dan gurih sebelum dibakar.
Rasanya nendang banget!
Pilihan dagingnya ada ayam, sapi, dan kambing. Cocok buat Teman Voks yang suka sate tapi mau sesuatu yang beda. Harganya mulai dari Rp15.000-an, dan bisa dinikmati bareng semangkuk soto ayam hangat.
- Warung Kopi Purnama
Kalau mau nostalgia Bandung tempo dulu, mampirlah ke Warung Kopi Purnama. Berdiri sejak 1930 dengan nama awal Tjhiang Shong Shi, tempat ini mempertahankan nuansa vintage yang bikin betah.
Menu andalannya ada kopi hitam, kopi susu, roti srikaya, dan roti mentega palm suiker buatan sendiri.
Berlokasi di Jl. Alkateri No. 22, Braga, warung ini bukan cuma tempat ngopi — tapi juga bagian dari sejarah kuliner Bandung yang hidup sampai sekarang.
Bandung, Kota yang Selalu Menghidupkan Selera
Dari semangkuk mie sampai segelas kopi tua, Bandung selalu punya cara tersendiri untuk memanjakan lidah siapa pun yang datang.
Jadi, Teman Voks, kalau nanti kamu ke Bandung — jangan cuma jalan-jalan, tapi rasakan juga sejarahnya lewat rasa.